Pemerintah Harus Menjadi Mitra Usaha dan Stakeholder yang Baik Bagi Pebisnis

Di Indonesia, Jawa Barat adalah sentra utama industri tekstil dengan lebih 700 pabrik dan menyerap sekitar 700.000 tenaga kerja. Industri tekstil ini mengekspor kemeja, blus, piyama, baju hangat, dan produk-produk tekstil lainnya ke Amerika Serikat (AS). Industri ini terancam dengan adanya krisis global yang bermula dari adanya penurunan daya beli masyarakat AS terhadap pembelian akan sandang.

Adanya penurunan daya beli masyarakat negara tujuan ekspor, maka permintaan akan produk tekstil berkurang, dan berdampak pada tingkat profitabilitas perusahaan yang rendah. Sedangkan di sisi lain, kegiatan produksi tetap berjalan dengan biaya produksi yang semakin meningkat. Perlu diketahui, bahan baku industri tekstil adalah kapas dan fiber yang mana bahan baku tersebut adalah impor karena di Indonesia jumlahnya tidak mencukupi untuk proses produksi. Karena bahan baku mereka impor, dengan adanya krisis global membuat biaya bahan baku melonjak dan semakin meningkatkan biaya produksi perusahaan.

Selain biaya bahan baku yang melonjak, perusahaan juga harus menanggung biaya upah tenaga kerja mereka. Dengan adanya kenaikan biaya produksi dan rendahnya profit yang diperoleh, maka mau tidak mau mereka mengurangi kegiatan produksi dan melakukan berbagai upaya efisiensi termasuk perampingan jumlah tenaga kerja. Dengan banyaknya tenaga kerja yang terserap oleh industri ini, maka bisa dikatakan industri ini termasuk industri padat karya. Jadi bisa dibayangkan, dengan adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar-besaran akan berdampak pada jumlah pengangguran di Indonesia semakin meningkat.

Meningkatnya jumlah pengangguran di Indonesia maka tingkat kemiskinan juga semakin tinggi, karena banyak penduduk yang tidak memiliki penghasilan. Pengangguran sebenarnya bukan masalah baru di Indonesia. Pengangguran sendiri, adalah suatu kondisi dimana terjadi kelebihan jumlah pekerja yang ditawarkan dibandingkan permintaan. Jenisnya sendiri terbagi menjadi pengangguran friksional, struktural, siklis,dan musiman. Dan kondisi pengangguran yang akan kita alami adalah pengangguran siklis. Karena pengangguran ini disebabkan adanya imbas dari naik turunnya kondisi ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah dari penawaran.

Memang selalu tejadi trade-off antara pengangguran dengan tingkat inflasi, seperti yang tergambarkan jelas dalam Kurva Philip. Dimana saat angka pengangguran ingin diturunkan, angka tingkat inflasi akan meninggi,dan begitupun sebaliknya, disaat kita ingin menurunkan tingkat inflasi , angka pengangguran menjadi tinggi. Diperlukan keadaan equilibrium yang sesuai antara kedua trade-off di atas, dan tentu saja krisis global ini akan mengganggu kestabilan kurva tersebut. Selain itu di Indonesia sendiri terjadi miss antara permintaan dan penawaran tenaga kerja, ketidak mix and match-nya tenaga kerja dengan pendidikan. Misalnya saja, perusahaan banyak membutuhkan tenaga ahli yang bergerak dibidang mesin namun justru lebih banyak orang memilih untuk belajar ilmu kedokteran atau ekonomi yang realitanya, di kota-kota besar telah terjadi surplus tenaga kerja dalam bidang tersebut.

Paradigma-paradigma seperti inilah yang harusnya diubah dan lebih diarahakan oleh pemerintah. Menurut kami ada beberapa solusi yang dapat dilakukan oleh pemerintah: * Menggalakkan UKM ( Usaha Kecil Menengah ) Menurut kami. UKM sangat penting dalam menunjang perekonomian masyarakat kecil sekaligus industri yang banyak menyerap tenaga kerja. Namun ternyata UKM jugalah yang paling resist terhadap dampak dari krisis global. UKM khususnya yang bergerak di tingkat lokal tidak akan terpengaruh oleh carut-marutnya stock-exchange di dunia, tidak akan terpengaruh oleh menurunnya impor dari negara lain, dan tentu saja tak terpengaruh oleh intervensi politik. Memberikan stimulus bagi dunia usaha Menurut kami pemerintah harus memberikan stimulus kepada dunia usaha seperti penurunan tingkat pajak agar meningkatkan kegiatan produktitivitas perusahaan dan dapat menyerap tenaga kerja dan mencegah adanya PHK. Peningkatan investasi dan tingkat konsumsi yang produktif harus maju beriringan sehingga produksi dapat meningkat. Kebijakan-kebijakan pemerintah juga harus mendukung baik kebijakan dalam maupun luar negeri.

Diversifikasi negara tujuan ekspor Selama ini kita terfokus untuk melakukan ekspor ke Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya, sedangkan negara-negara lain kurang mendapat perhatian. Karena itu perlu adanya diversivikasi terhadap negara tujuan ekspor sehingga kekacauan perekonomian yang melanda suatu negara tak akan berdampak terlalu besar terhadap negara kita.  Pemerintah harus menjadi mitra usaha dan stakeholder yang baik bagi pebisnis. Pemrintah perlu melakukan perbaikan pelayanan birokrasi dan mempermudah perizinan usaha adalah salah satu langkah konkret yang dapat mulai dijalankan seperti pemberantasan korupsi dan stabilitas ketersediaan energi juga merupakan hal-hal yang harus segera dibenahi.

Sumber: Kompasiana

Sistem Pembayaran Digital Terkendala Budaya Masyarakat

Sistem Pembayaran Digital akan berkembang pesat di Indonesia jika budaya masyarakat dalam aspek keuangan berubah. “Masih lebih banyak facebooker dari pada pemilik akun bank”, dikatakan Menkominfo Rudiantara saat menjadi narasumber pada acara Business Luncheon di Financial Club Graha CIMB Niaga, Senin (16/11).

Menurut Menteri Rudiantara di tengah perkembangan teknologi yang demikian pesat, tidak sedikit masyarakat Indonesia yang lebih memilih melakukan pembayaran dengan menggunakan uang tunai. “Hal ini disebabkan budaya dan latar belakang masyarakat Indonesian yang sebagian besar masih belum terjamah dengan produk-produk perbankan bahkan ada yang merasa tidak nyaman dengan teknologi pembayaran yang sarat akan isu keamanan, dan menjadikan uang tunai sebagai primadona dalam setiap kegiatan transaksi pembayaran,” jelasnya.

Rudiantara mengakui di tengah perkembangan teknologi yang semakin canggih dan semakin besarnya nilai transaksi serta makin tingginya resiko yang dihadapi, masyarakat membutuhkan sistem pembayaran yang aman dan lancar menjadi semakin penting. Dengan adanya jaminan keberhasilan sistem pembayaran itu maka dapat mendukung perkembangan sistem keuangan dan perbankan guna menciptakan kestabilan perekonomian.

Hambatan Budaya

Perkembangan alat pembayaran di Indonesia bisa dikatakan maju pesat. Mulai dari pembayaran tunai (case based) ke alat pembayaran non tunai (non cash). Namun sesuai data World Bank pada Global Financial Inclusion Database 2015 baru 35,9% orang dewasa di Indonesia yang memiliki rekening di lembaga keuangan formal. Namun, Rudiantara optimistis jika sistem pembayaran digital akan berkembang pesat.

Financial exclusion (keuangan inklusif) di Indonesia masih tinggi. Berdasarkan data, jika dibandingkan dengan Filipina, Malaysia, Thailand, bahkan India dan China yang memiliki jumlah penduduk jauh lebih besar dibandingkan Indonesia,” tutur Menteri Kominfo.

Salah satu penyebab rendahnya keuangan inklusif di Indonesia adalah masih rendahnya jangkauan teknologi informasi dan minimnya infrastruktur di daerah-daerah pelosok di Indonesia. Sementara untuk menciptakan keuangan inklusif dibutuhkan adanya industri keuangan yang dapat bersentuhan langsung dengan masyarakat. “Melalui dukungan sistem pembayaran digital yang handal, cara ini menjadi solusi pengembangan keuangan inklusif di Indonesia,” jelas Menteri Rudiantara.

Menkominfo juga mengatakan hasil refarming frekuensi akan memberikan kemampuan 10 kali lebih cepat dalam komunikasi 4G, tapi untuk bank hanya perlu 2G, lewat SMS banking. Dari sudut pandang keamanan, bahkan lebih aman dari 3G. “Tidak ada alasan mengundur akses perbankan melalui internet, dan dari pada membuat seminar, sebaiknya kita langsung saja terjun membuat aplikasinya, kita punya dananya untuk membangun infrastruktur di area yang jauh,” jelas Menkominfo Rudiantara.

Menkominfo Rudiantara juga menyatakan bahwa tahun 2018 akan terhubung broadband di kota-kota besar di Indonesia, dan saat ini 56% populasi sudah tercover teknologi 2G. “Intinya mau tidak kita mulaifinancial inclusion itu,” tandasnya.

 

Waduh! 30 Persen Kedaraan di Sukabumi Belum Bayar Pajak

 

Jumat (13/11) lalu, Dinas Pendapatan Daerah Kota Sukabumi bekerjasama dengan Polres Kota Sukabumi menggelar operasi terpadu untuk menjaring pengendara yang belum membayar Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). Operasi ini digelar di Jl. Babakan Sirna Kota Sukabumi.

Kegiatan ini sebagai langkah Dispenda untuk meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya pengendara yang belum membayar pajak. Pada tahun 2014 tercatat ada 10.000 kendaraan yang masih menunggak pajak. Hal tersebut diungkapkan oleh Endang Sutardi, Kepala Kantor Cabang Pelayanan (KCP) Dispenda Provinsi Jawa Barat Wilayah Kota Sukabumi.

“Data dari tahun 2014 tercatan ada sekitar 10.000 kendaraan yang ada di Sukabumi, 30 persennya masih belum membayar pajak,” ungkapnya.

Ia juga mengatakan bahwa petugas membawa mobil samsat keliling (Samling) guna memudahkan masyarakat khususnya pengendara yang terjaring operasi membayar pajak kendaraan.

Sementara itu, Kepala Unit (Kanit) Regident Polres Sukabumi, IPTU Joko mengungkapkan hasil dari operasi terpadu dengan jumlah 43 kendaraan yang bermasalah.

“ada 28 STNK yang ditahan, tiga buak SIM, dan 12 unit motor diangkut karena pengemudi tidak bisa memperlihatkan surat-surat yang masuk kategori R2,” jelasnya.

Joko juga menghimbau kepada pengendara untuk selalu membawa kelengkapan surat-surat dan juga cek kondisi kendaraan sebelum melakukan perjalanan.

Operasi Gabungan Kota Bogor, Sasar Pengendara Tidak Taat PKB

Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kota Bogor, DLLAJ Kota Bogor, dan Polres Bogor Kota menggelar operasi gabungan pada Kamis (12/11/2015). Operasi ini dilakukan di beberapa titik, salah satunya adalah jalan Raya Pajajaran Kota Bogor.

Operasi gabungan ini adalah program perubahan anggaran tahun 2015 Dispenda Prov Jabar dan digelar di 34 cabang Dispenda. Sama seperti Operasi Zebra Lodaya, Opgab ini juga menyasar pengendara yang tidak taat pajak.

“Operasi ini sudah berjalan selama tiga hari, mulai dari tanggal 10 hingga tanggal 12,” tutur Kepala Bagian Operasi Satlantas Polres Bogor Kota, IPDA Budi Suharman.

Menurutnya opgab ini akan dilanjutkan hingga tanggal 26 November mendatang. Selain menyasar Kendaraan Tidak Melakukan Daftar Ulang (KTMDU), Polres Bogor Kota juga akan menilang pengendara yang tidak taat lalu lintas.

Dalam opgab ini, Dispenda juga memyedialan layanan bayar pajak kendaraan di tempat. bagi pengendara membawa kelengkapan surat-surat kendaraan serta dana untuk membayar pajak. Sedangkan yang belum bisa membayar pajak, maka diwajibkan menandatangani surat pernyataan.

Ampunan yang Berjenjang

Pmerintah melalui Direktorat Jenderal Pajak memberikan kebijakan penghapusan sanksi administrasi perpajakan bagi Wajib Pajak yang terlambat melakukan pembayaran. Bukan itu saja, kebijakan itu berlaku juga untuk  membetulkan laporan dan sekaligus membetulkan jumlah pajak yang harus dibayar atau disetor pada tahun 2015 .

Kebijakan semacam itu dapat dipandang sebagai bentuk pemahaman terhadap kurangnya ketaatan secara sukarela mereka yang seharusnya dibebani untuk mengalihkan sebagian kekayaan pribadi, untuk kepentingan bersama menuju sebesar-besarnya kemakmuran rakyat yang menjadi cita-cita luhur pendiri bangsa dengan menanamkan semangat gotong royong pembiayaan dengan landasan keadilan dalam pembebanan pajaknya.

Untuk mengurangi beban akibat kesalahan masa lalu, Direktorat Jenderal Pajak seolah memberikan keringanan pajak yang seharusnya sejak sebelumnya sudah dibayar atau disetorkan kepada Negara.

Sanksi yang dikurangkan dengan permintaan Wajib Pajak atau pembayar pajak intinya adalah sanksi berupa denda dan bunga keterlambatan pelaporan dan pembayaran. Kebijakan ini jelas menguntungkan likuiditas perusahaan atau menambah daya beli pembayar pajak.

Sebagai bentuk kebijakan masyarakat boleh saja mengkritisi, namun semangat yang ingin ditunjukan adalah bahwa ketidaktaatan bisa dipandang sebagai kesalahan kolektif akibat kurangnya pemahaman akan pentingnya pajak serta kurangnya pemahaman atas ketentuan perpajakan baik karena unsur kekhilafan atau kesengajaan yang dalam tahun ini dibukakan pintu pemaafan.

Karena pajak sebagai bentuk peralihan kekayaan individu pada Negara sudah tentu harta yang dialihkan tidak sebanyak seandainnya sanksi pajak tetap dikenakan. Kebijakan seperti ini bolehlah dipandang sebagai ampunan tahap satu dengan pemaafan yang luar biasa karena semua sanksi perpajakan dijamin dikurangkan atau dihapuskan.

Oleh karena itu sungguh disayangkan kalau kesempatan yang diberikan dengan kebijakan penghapusan sanksi tidak secara optimal dimanfaatkan karena sifatnya dijamin sanksi administrasi berkurang atau hapus.

Beban yang dipikulkan seolah diringankan sehingga diharapkan dapat digunakan untuk lebih meningkatkan kemampuan daya beli dan daya usaha serta timbulnya rasa saling pengertian antara masyarakat dengan Negara.

Suatu kesempatan baik yang tidak boleh dilewatkan, ibarat diskon terakhir yang tidak pantas disia-siakan. Kebijakan pemaafan memang tidak seharusnya diberikan terus menerus tanpa kepastian waktu, karena kharakteristik manusia yang kadang tidak mensyukuri kesempatan yang telah diberikan dan terus menunda-nunda kesempatan baik yang telah ada dan diberikan.

Oleh karena itu memang seharusnya dibatasi hanya pada tahun 2015 untuk selanjutnya ditegakan ketentuan yang semestinya dan pemberian sanksi yang lebih tegas bahkan sampai pemidanaan pada pemaksaan serta perampasan harta agar timbul kepatuhan yang bisa dipaksakan.

Tujuan kesejahteraan bersama lebih penting daripada kemakmuran segelintir orang apalagi mereka yang tamak dengan harta dan tidak mau berbagi bersama. Ketamakan ibarat air menggenang yang sarat dengan bibit penyakit yang siap-siap memunculkan kesengseraan kolektif masayarakat dan meruntuhkan sendi Negara yang bercita-cita mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat.

Pada tahun 2016, Direktorat Jenderal Pajak telah menyiapkan tahun penegakan hukum. Tahun penegakan hukum bisa dimaknai sebagai tahun untuk lebih memaksakan kepatuhan melalui pemeriksaan dan meningkatkan cakupan wajib pajak yang diperiksa dengan sanksi yang lebih besar dan tindakan penagihan yang lebih tegas bahkan sampai upaya pengajuan seseoarang sebagai pelanggar tindak pidana perpajakan dengan sanksi kurungan, penjara yang bahkan lebih besar dari pokok pajak awal yang seharusnya dibayar.

Kalau tahun 2015 yang ingin dibangun adalah sukarela, maka tahun 2016 adalah kepatuhan yang enak tidak enak harus dipaksakan. Sudah seharusnya Negara dapat lebih tegak dengan pendanaan mandiri dan bukan mengemis hutang yang akan menjerat bahkan sampai dengan anak cucu bangsa.

Mereka akan mengenang pendahulunya sebagai pendahulu yang gagal memahami tanggung jawab individu pada negaranya. Pidana penjara yang akan mengekang kebebasan individu dan mematikan seluruh potensi ekonomi karena hilangnya kesempatan hidup bebas bersama keluarga dan hilangnya kesempatan berusaha tetap pada akhirnya memang bukan pilihan terakhir yang harus dipaksakan.

Masih ada solusi pemaafan dengan membayar denda berupa uang setinggi-tingginya empat kali jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar. Tentu, sanski pidana bahkan sanksi administrasi denda sebesar itu seharusnya bisa dihindari dengan menunjukan kepatuhan yang sukarela.

Tahun 2015 sebentar lagi akan dilewati. Ampunan jilid satu yang mengurangkan atau menghapuskan sanksi pada level titik nol dari sanksi yang seharusnya terutang untuk dibayar.

Tahun 2016 hanya akan tersisa ampunan jilid dua yakni bunga dan denda yang lebih besar bahkan bisa mencapai empat kali sehingga beban pajak menjadi lima kali pokok.

Suatu jumlah besar yang mengancam kemampuan daya beli dan daya usaha pembayar pajak sendiri. Kebijakan berat yang terpaksa harus dilakukan karena keadilan dengan menciptkan kemakmuran bersama adalah cita-cita haikiki sebuha bangsa. Apalagi seandainya sanksi pidana harus diterima.

Semua yakin berusaha untuk menghindarinya. Perhitungan tinggal memasuki masa-masa akhir. Kesempatan harus dihitung mundur, jadi apalagi kesempatan yang harus dibuang. Manfaatkan ampunan jilid satu dan jangan menunggu sampai pidana yang merugikan, kecuali itu semua sudah menjadi pilihan.

Sumber: pajak.go.id

Operasi Gabungan KTMDU

Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Provinsi Jawa Barat bekerja sama dengan Polda Jawa Barat, Jasa Raharja, Bank BJB, dan Dinas Perhubungan Kota Bandung menggelar Operasi Gabungan di depan Kantor Dispenda Prov Jabar Jl. Soekarno Hatta No 528, Buah Batu – Kota Bandung, Kamis (12/11/2015).

Operasi Gabungan (Opgab) ini difokuskan untuk menjaring Kendaraan Tidak Melakukan Daftar Ulang (KTMDU). Kegiatan ini adalah salah satu dari program perubahan anggaran tahun 2015 untuk intensifikasi pajak dan digelar diseluruh cabang se – Jawa Barat.

Kepala Seksi Penerimaan dan Penagihan, Iwan Dermawan mengatakan bahwa kegiatan ini untuk meningkatkan PAD agar mencapai target Dispenda Prov Jabar pada tahun 2015. Selain itu juga untuk edukasi masyarakat agar lebih taat membayar pajak.

Iwan Dermawan

Iwan Dermawan

“Selain untuk meningkatkan PAD, hakekatnya Opgab ini juga untuk memberikan edukasi kepada masyarakat untuk lebih taat membayar pajak khusunya pajak kendaraan bermotor (PKB)” tutur Iwan.

Diwawancarai terpisah, Kompol Rohendy, Kepala Seksi Pengaturan Penjagaan Pengawalan dan Patroli (Turjawali) Ditlantas Polda Jawa Barat mengatakan bahwa selain membantu Dispenda Prov Jabar untuk menjaring wajib pajak, Opgab ini juga untuk menjaring masyarakat yang melanggar aturan lalu lintas.

“Selain untuk menjaring KTMDU, kita juga akan memberikan tilang kepada pengendara yang tidak taat peraturan lalu lintas,” ucap Rohendy.

Salah satu masyarakat yang terjaring, Mujiono mengatakan bahwa dirinya mengaku kaget dengan adanya Opgab ini. Ia mengaku belum mempunyai dana untuk membayar pajak kendaraan.

Bagi masyarakat yang terjaring Opgab dan belum bisa membayar pajak di tempat, maka harus mengisi surat pernyataan.

Bagi masyarakat yang terjaring Opgab dan belum bisa membayar pajak di tempat, maka harus mengisi surat pernyataan.

“Kebetulan pas waktunya stnk habis saya belum punya uang untuk membayar, sekarang saya baru bisa membuat surat pernyataan. Untuk kelancaran semuanya, paling lambat akan saya bayar hari Senin,” ucapnya.

Berbeda dengan Mujiono, Faisal yang juga terjaring mengaku bahwa ia memang ingin membayar pajak tahunan.

“Saya memang mau membayar pajak tahunan, makanya saya bawa BPKB, kebetulan kena Opgab. Pajak tahunan saya habis tanggal 2 Nopember, namun pada saat itu belum punya uang,” ujar warga Cijawura, Kota Bandung ini.

Opgab Wilayah Kab. Kuningan

Opgab Wilayah Kab. Kuningan

Wilayah-Kota-Tasik

Opgab Wilayah Kota Tasik

Wilayah-Kab-Sukabumi-1

Opgab Wilayah Kab. Sukabumi

Opgab Wilayah Kab. Cirebon II

Opgab Wilayah Kab. Cirebon II

Opgab Wilayah Kab. Bekasi

Opgab Wilayah Kab. Bekasi

Penutupan Gathering Dispenda Se – Jawa Barat

Seluruh rangkaian acara Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Gathering Se – Jawa Barat tahun 2015 telah selesai pada hari kedua, Minggu (8/11/2015). Panitia Dispenda Gathering mengundang 980 pegawai dari 34 cabang Dispenda, 1 Puslia, dan 1 Pusat.

Para peserta dibagi dalam 6 Koordinator Wilayah (Korwil), yakni Korwil Bogor, Korwil Priyangan, Korwil Purwakarta, Korwil Cirebon, Korwil Bandung Raya, dan Korwil Pusat. Selain dihibur dengan pertunjukan musik, masing-masing Korwil juga mengikuti perlombaan yang telah ditentukan oleh panitia.

Berikut kategori dan para pemenang perlombaan :

1. Lomba Paduan Suara :

–        Juara Satu Korwil Cirebon

–        Juara Dua Korwil Priyangan

2. Lomba Joget :

–        Juara Satu Korwil Purwakarta

–        Juara Dua Korwil Bogor

3. Lomba Transfer Stik/Tongkat

–        Juara Satu Korwil Bogor

–        Juara Dua Korwil Purwakarta

4. Lomba Transfer Water

–        Juara Satu Korwil Bandung Raya

–        Juara Dua Korwil Cirebon

5. Lomba Gigit Koin

–        Juara Satu Korwil Bandung Raya

–        Juara Dua Korwil Purwakarta

6. Lomba Tarik Tambang

–        Juara Satu Korwil Bandung Raya

–        Juara Dua Korwil Priyangan

7. Lomba Bola Voli

–        Juara Bersama Korwil Bandung Raya dan Bogor

8. Lomba Paintball

–        Juara Satu Korwil Purwakarta

–        Juara Dua Korwil Bandung Raya

9. Lomba Paintball Perseorangan

–        Juara Satu Korwil Bandung Raya

–        Juara Dua Korwil Pusat

Korwil Bandung Raya keluar sebagai Juara Umum.

Selain hiburan dan perlombaan, dalam acara ini juga dibagikan doorprize untuk para peserta yang beruntung. Ada total 55 buah doorprize yang dibagikan oleh panitia.

Pembagian-Doorprize-3

Setelah seluruh rangkaian acara gathering, mulai dari acara pembukaan, hiburan, perlombaan, dan pembagian doorprize telah selesai pada pukul 12.00 WIB. Kini saatnya acara penutupan sebelum para peserta meninggalkan tempat kegiatan di Camping Ground Detasemen Kaveleri Berkuda (Denkavkud) TNI-AD Parongpong, Bandung – Jawa Barat.

Dalam pidato penutupan, Kepala Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat, Dadang Suharto mengucapkan terima kasih kepada Komandan Kaveleri yang telah bersedia menyediakan tempat untuk kegiatan Dispenda Gathering. Selain itu ia juga menyampaikan harapannya untuk seluruh pegawai Dispenda Se – Jawa Barat.

Pidato-penutupan-gathering

Kadis Dispenda Prov Jabar, Dadang Suharto saat menyampaikan pidato pada acara penutupan Dispenda Gathering Se-Jawa Barat

“Terima kasih kepada semua pegawai yang telah berpartisipasi dan datang pada acara ini. Saya harap dengan adanya acara ini kita dapat membangun kebersamaan dan mempererat  jalinan silaturahmi,” tutur Dadang.

“Kita masih punya waktu satu setengah bulan lagi untuk mencapai target tahun 2015, jadi ayo kita kejar target itu. Saya harap, setelah pulang dari sini, seluruh pegawai merasa fresh sehingga lebih giat lagi dalam bekerja, semoga Dispenda semakin berjaya. Insya Allah kita adakan acara gathering lagi ditahun depan,” pungkasnya.

Hari Kedua Dispenda Gathering Se – Jawa Barat (Bagian 2 – Habis)

Sebelum memulai lomba berikutnya (8/11/2015), panita Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Gathering Se – Jawa Barat 2015 membagikan doorprize kepada peserta yang beruntung. Doorpize dibagikan langsung oleh Sekertaris Dispenda Provinsi Jawa Barat, Nanin Hayani Adam.

Doorprize-kedua

Para Pemenang Doorprize Berfoto Bersama Sekdis Dispenda Prov Jabar, Nanin Hayani Adam (ketiga dari kiri)

Lanjut pada lomba keempat dihari kedua Dispenda Gathering Se – Jawa Barat. Masing – masing koordinator wilayah (Korwil) mengirimkan 10 orang perwakilan untuk mengikuti lomba tarik tambang. Para peserta sangat antusias untuk menyaksikan dan mendukung perwakilan masing-masing korwil. Lomba tarik tambang berhasil dimenangkan oleh Korwil Bandung Raya, sedangkan diposisi kedua diduduki oleh Korwil Priyangan.

Kadis Dispenda Prov Jabar, Dadang Suharto ikut berpartisipasi dalam lomba tarik tambang

Kadis Dispenda Prov Jabar, Dadang Suharto (kedua dari belakang) ikut berpartisipasi dalam lomba tarik tambang

Lomba kelima dan keenam, yakni lomba voli dan paintball diadakan dalam waktu yang bersamaan. Namun dikarenakan hujan, final lomba voli terpaksa dihentikan. Sehingga pihak panita sepakat menentukan bahwa Korwil Bandung Raya dan Korwil Bogor sebagai juara bersama.

Lomba Voli : Korwil Cirebon vs Korwil Priyangan

Lomba Voli : Korwil Cirebon vs Korwil Priyangan

Disisi lain, masing-masing korwil juga harus mengirimkan 10 orang perwakilannya untuk mengikuti lomba paintball. Perwakilan korwil yang berhasil merebut bendera musuh maka dinyatakan sebagai pemenangnya. Terjadi pertarungan sengit dalam lomba ini, masing masing korwil mempertahankan daerahnya sendiri dari serangan musuh yang ingin merebut bendera. Korwil Purwakarta keluar sebagai juara pertama, dan Korwil Bandung Raya menjadi juara kedua. Sedangkan penghargaan perseorangan berhasil dimenangkan oleh Korwil Bandung Raya, diikuti kedua Korwil Pusat.

Lomba-Paintball

Para peserta sangat serius dalam pertandingan paintball

Semua lomba akhirnya selesai pada pukul 12.00 WIB. Semua peserta dipersilahkan untuk beristirahat sebelum kembali hadir pada acara penutupan Dispenda Gathering Se – Jawa Barat tahun 2015.

Hari Kedua Dispenda Gathering Se – Jawa Barat (Bagian 1)

Hari Kedua, Minggu (8/11/2015), acara Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Gathering Se – Jawa Barat diawali dengan senam pagi pada pukul 07.00 WIB. Seluruh peserta berkumpul di depan panggung untuk melakukan senam pagi yang dipimpin oleh instruktur senam yang tergabung dalam “Ameng Ka Leweung Moal Keeung”. Para peserta sangat antusias mengikuti senam pagi untuk menyegarkan dan menghangatkan tubuh dari cuaca dingin Camping Ground Detasemen Kaveleri Berkuda (Denkavkud) TNI-AD Parongpong, Bandung – Jawa Barat.

Senam-Pagi-Dispenda-Gathering

Senam Pagi

Usai melakukan senam pagi, peserta diajak untuk berlomba sekaligus bermain melatih kerjasama dan kekompakan. Seluruh Koordinator Wilayah (Korwil) Dispenda Se – Jawa Barat dikumpulkan dalam barisan masing-masing dan diajak untuk mengikuti permainan yang diberikan oleh instruktur.

Senam-Pagi-Dispenda-Gathering-2

Melatih Kerjasama dan Kekompakan Tim

Lomba pertama di hari kedua adalah lomba transfer stik. Dalam lomba ini para kelompok perwakilan masing-masing korwil harus memindahkan stik kayu dengan lutut dan juga ketiak, jika jatuh maka harus diulang kembali dari awal. Korwil Bogor keluar sebagai juara pertama diikuti Korwil Purwakarta sebagai juara kedua.

Lomba-Transfer-Stick

Lomba Transfer Stik

Lomba Kedua adalah transfer water. Kelompok perwakilan setiap korwil harus memindahkan air kemasan melalui bawah kaki dan juga atas kepala. Lomba ini dimenangkan oleh Korwil Bandung Raya dan Korwil Cirebon di posisi kedua.

Lomba-Transfer-Water

Lomba Transfer Water

Usai lomba transfer water, kini lanjut pada lomba ketiga yakni lomba gigit koin. Masing-masing korwil mengutus dua orang peserta wanita untuk mengambil koin yang ditancapkan pada buah jeruk bali. Lomba ini dimenangkan oleh Korwil Bandung Raya yang berhasil mengumpulkan 25 koin, dan diposisi kedua direbut oleh Korwil Purwakarta dengan raihan 23 koin.

Lomba gigit Koin

Lomba gigit Koin

Dispenda Gathering Hari Pertama

Hari pertama (7/11/2015) Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Gathering sempat diguyur hujan, meski begitu para peserta dari seluruh pegawai Dispenda Se – Jawa Barat yang hadir tetap antusias untuk melakukan registrasi kepada panitia. Setelah melakukan registrasi, para peserta pria dipersilahkan untuk memilih tenda yang telah disediakan oleh panita di Camping Ground.

Tenda yang dipersiapkan oleh panita telah terisi dengan sleeping bag sesuai dengan kapasitas tenda mulai dari 3 hingga 10 orang. Sedangkan peserta wanita dipersilahkan untuk memilih kamar di Villa Istana Bunga yang jaraknya tidak terlalu jauh dengan kegiatan Dispenda Gathering.

Setelah hujan reda, acara Gathering Dispenda Se – Jawa Barat pun dimulai pada pukul 19.00 WIB. Acara diawali dengan pembacaan laporan kegiatan oleh Sekertaris Dispenda Prov Jabar, Nanin Hayani Adam. Selanjutnya, Kepala Dispenda Prov Jabar, Dadang Suharto memberikan sambutan, dan acara pembukaan pun ditutup oleh pembacaan doa yang dipimpin oleh Saleh Sofyan.

Selanjutnya, para peserta dihibur oleh artis Kota Bandung dan lomba paduan suara dari masing-masing perwakilan Koordinator Wilayah (Korwil) Dispenda Se – Jabar, yaitu Korwil Bogor, Korwil Bandung Raya, Korwil Cirebon, Korwil Purwakarta, Korwil Priangan, dan Korwil Pusat.

Tampil pertama adalah paduan suara Korwil Bogor. Mereka menampilkan paduan suara yang digabungkan dengan parodi serta guyonan dari lirik lagu Rhoma Irama “Gelandangan”.

Paduan Suara Korwil Bogor

Paduan Suara Korwil Bogor

Korwil Bandung Raya pun tak mau kalah, mereka menampilkan paduan suara dengan membawakan lagu gubahan dan juga parodi dari program Samsat Nganjang Ka Sakola.

Paduan-Suara-Korwil-Bandung-Raya

Paduan Suara Korwil bandung Raya

Setelah Korwil Bandung Raya, kini paduan suara dari Korwil Cirebon yang semua anggotanya diwakili oleh pria. Mereka mengambil tema musik rock dan dangdut.

Paduan Suara Korwil Cirebon

Paduan Suara Korwil Cirebon

Korwil Pusat menjadi penampil keempat. Paduan suara dari Korwil Pusat membawakan lagu gubahan dan mengundang Kadis Dispenda Prov Jabar, Dadang Suharto untuk bernyanyi bersama.

 

Paduan Suara Korwil Pusat

Paduan Suara Korwil Pusat

Selanjutnya, penampilan paduan suara dari Korwil Purwakarta. Paduan suara dengan t-shirt bergambar semut ini juga mengundang Kadis dan Sekdis Dispenda Prov Jabar, Dadang Suharto dan Nanin Hayani, serta Kacab CPDP Kab. Karawang, Maulana Indra Wibawa.

Paduan Suara Korwil Purwakarta

Paduan Suara Korwil Purwakarta

Dan, sebelum penampil keenam atau yang terakhir dari paduan suara Korwil Priangan, panitia membagikan doorprize kapada lima pemenang. Hadiah doorprize langsung diberikan oleh Kadis Dispenda Prov Jabar.

Paduan Suara Korwil Priangan

Paduan Suara Korwil Priangan

Selain memperlombakan paduan suara, panitia juga mengadakan lomba joget yang diwakili sepasang penari dari masing-masing korwil. Pada perlombaan joget, Korwil Purwakarta berhasil menjadi juara satu, disusul oleh Korwil Bogor juara kedua, dan Korwil Bandung Raya juara ketiga.

Sedangkan pada perlombaan paduan suara, berdasarkan penilaian juri artis pengisi acara, Paduan Suara Korwil Cirebon berhasil meraih poin tertinggi dan menjadi juara pertama. Juara kedua diduduki oleh Korwil Priangan dan Juara Ketiga Korwil Purwakarta.