Pelayanan SAMSAT Tutup di Hari Libur Nasional 31 Desember 2015 – 1 Januari 2016

Berkenaan dengan Hari Libur Nasional 31 Desember 2015 hingga 1 Januari 2016, maka pelayanan SAMSAT Keliling, SAMSAT Outlet, dan Pelayanan SAMSAT lainnya (kecuali e-SAMSAT atau SAMSAT Online) akan dibuka kembali tanggal 2 Januari 2016.

Untuk Pajak Kendaraan Bermotor  yang jatuh tempo tanggal 31 Desember 2015- 1 Januari 2016 akan dimundurkan pada 2 Januari 2016.

Pemberitahuan ini sesuai dengan Surat Edaran Gubernur Jawa Barat Nomor 061.2/31/Org tanggal 30 Juni 2015 Perihal Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2015.

Demikian pemberitahuan ini agar diperhatikan oleh para Wajib Pajak.

Bandung Barat Luncurkan Pajak Online

Untuk meminimalisir kecurangan, Pemerintah Kabupaten Bandung Barat bekerjasama dengan Bank Jabar Banten (BJB) meluncurkan sistem pembayaran pajak online bagi restoran dan hotel. Sistem pembayaran pajak online ini dapat dilakukan melalui Anjungan Tunai Mandiri (ATM), sehingga diharapkan tidak ada pelaku usaha yang nakal dengan menipu pajak yang harus dibayar.

Bandung Barat merupakan daerah tujuan wisata dan banyak terdapat restoran serta hotel. Sehingga Bupati Kabupaten Bandung Barat, Abubakar ingin memanfaatkan kemajuan teknologi untuk menjaring pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pariwisata.

“Pelaku usaha kini lebih mudah dalam membayar pajak, kita berharap mereka jadi lebih tertib,” ucap Abubakar usai meresmikan Pajak Online di Lembang, Senin (28/12/2015).

Dengan kemudahan pelayanan melalui Pajak Online, diharapkan mampu lebih meningkatkan pendapatan pemkab dari pajak, meski saat ini PAD dari pajak restoran dan hotel telah melebihi target.

“Bukan hanya memudahkan para Wajib Pajak, tetapi juga memudahkan pemkab untuk mengetahui hasilnya sebagai parameter manakala dibutuhkan,” tutupnya.

Pendapatan Objek Wisata Pangandaran Lampaui Target PAD

Pengelola unit pelaksana teknis daerah (UPTD) pariwisata Pangandaran mencatat, di bulan Desember hingga empat hari menjelang pergantian tahun 2015-2016 ada sebanyak 80.900 wisatawan dalam negeri dan 164 wisatawan mancanegara berkonjung ke obyek wisata pantai Pangandaran.

Hingga tanggal 25-26 Desember 2015, UPTD Pariwisata mencatatkan pendapatan mencapai Rp 397 juta atau naik 2,5 persen dari target 100 persen. Artinya, jika dirinci dari Januari 2015 hingga Desember 2015, pendapatan yang diterima mencapai Rp 4,4 milyar melebihi target PAD sebesar Rp 4,4 milyar.  .

Kasubag UPTD Pariwisata Tolgate Pangandaran, Mahmudin Syah mengatakan bahwa jumlah tersebut baru dihitung dari pengunjung yang datang ke Pantai Pangandaran, belum termasuk retribusi parkir, asuransi, dan objek wisata lainnya di Pangandaran.

“Bila dijumlahkan bisa mencapai lebih dari 500 ribu wisatawan yang datang ke sejumlah objek wisata yang ada di Pangandaran,” ucap Mahmudin.

Arus kendaraan yang masuk ke wilayah Pangandaran menuju kawasan objek wisata terpantau ramai lancar. Diperkirakan puncak pengunjung wisatawan akan mulai membludak pada tanggal 31 Desember hingga 1 Januari 2015.

 

Pendapatan Sektor Pariwisata Ciamis Lampaui Target

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Ciamis mengkalim bahwa pendapatan asli daerah (PAD) dari Objek Wisata Kebudayaan Astana Gede lampaui target. Pada bulan November 2015 saja, Objek Wisata yang berlokasi di Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis ini telah menghasilkan PAD sebanyak Rp 11.826.600 atau 148,21 persen, melebihi target PAD yang ditentukan yakni Rp 8.000.000.

Hal tersebut diamini oleh Nono Mulyono, selaku Sekertaris Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

“Alhamdulillah, untuk Astana Gede kita mendapatkan data setoran lebih dari target yang ditentukan,” tutur Nono, Senin (28/12/2015).

Menurutnya, pihaknya akan terus melakukan pembangunan secara bertahap untuk kenyamanan wisatawan,. Selain itu juga menjalankan program pemerintahan dalam membuat situs-situs peninggalan sejarah yang dapat dijadikan tempat wisata rekreasi yang sarat dengan nilai-nilai pendidikan yang dikemas sedemikian rupa agar menjadi menarik.

Kita akan terus melakukan pengembangan secara bertahap dengan menyesuaikan dengan anggaran yang ada,” tutupnya.

Pemkab Pangandaran Yakin Capai Target PAD

Pemerintah Kabupaten Pangandaran yakin bahwa mereka dapat mencapai target pendapatan asli daerah (PAD) 2015 sebesar Rp 6 Miliar. Mereka berharap tidak ada kebocoran dari pendapatan retribusi pintu masuk objek wisata.

Kepala Dinas Pariwisata Perindustrian Perdagangan Koperas dan UMKM Kabupaten Pangandaran, Muhlis berharap target capaian PAD bisa terpenuhi dan tidak ada lagi kebocoran retribusi dari [pintu masuk objek wisata.

“Kami tidak ada lagi kebocoran retribusi dari pintu masuk objek wisata,” ucapnya.

Pada tahun lalu Pemkab Pangandaran berhasil mencapai target PAD 100 persen yakni Rp 5 miliar. Tahun 2015, target tersebut dinaikan Rp 1 miliar pada pembahasan APBD Perubahan, dan kini sudah terpenuhi 93 persen.

Pemkab Pangandaran yakin dapat memenuhi sisa 7 persen dari target PAD 2015. Mereka menilai bahwa sisa tersebut dapat terpenuhi menjelang libur Natal dan tahun baru.

Pada hari pertama libur panjang, beberapa objek wisata di pangandaran mulai dipadati para wisatawan. Kenaikan angka pengunjung sudah terasa sejak Sabtu (19/12/2015). Dan pada Jumat (25/12/2015) sejak pintu masuk objek wisata pantai Pangandaran, antrian kendaraan roda dua dan empat mengular sepanjang 1,5 kilometer. Antrian didominasi kendaraan dari Jakarta, Bandung, dan kota-kota lain di Indonesia.

Pajak Kendaraan Bermotor Sumbang Rp 15 Triliun Untuk PAD

 

Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Provinsi Jawa Barat berhasil mencapai target seratus persen pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pajak kendaraan bermotor (PKB). Hingga akhir pekan Desember ini ini Dispenda Prov Jabar telah berhasil mengumpulkan Rp 15 triluin dari PKB.

Pendapatan dari sektor PKB sempat terkoreksi karena dampak situasi ekonomi Indonesia yang menurun, akibatnya daya beli masyarakat pada kendaraan baru juga menurun. Namun pada perkembangangannya, pendapatan dari sektor PKB naik secara signifikan.

Kepala Dispenda Prov Jabar, Dadang Suharto yang sempat merasa pesimis mengatakan bahwa tingginya pendapatan dari sektor PKB akibat dari perekonomiaan masyarakat Jawa Barat yang cukup stabil. Sehingga, pelemahan ekonomi tidak begitu signifikan bagi Jawa Barat.

Kini total volume pendapatan yang sudah masuk ke kas daerah Jabar hinnga minggu kedua di bulan Desember 2015 mencapai Rp 23 triliun lebih. Selain dari PKB, sumber pendapatan lain yang masuk ke kas daerah berasal dari dana alokasi khusus (DAK), dana alokasi umum (DAU), bagi hasil cukai tembakau, dan sejumlah pendapatan lainnya.

Menurut Dadang, pencapaian ini tidak terlepas dari tiga faktor penting. Pertama, dalam APBD perubahan, rata-rata provinsi dan kabupaten/kota mengalokasikan dana untuk membeli ribuan kendaraan dinas. Kedua, banyaknya dealer kendaraan bermotor yang gencar berpromosi di Jabar. Dan ketiga, di DKI Jakarta menerapkan pajak progresif dua persen, sedangkan Jabar hanya 1,67 persen, jadi banyak konsumen yang membeli kendaraan bermotor di wilayah Jabar.

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat, Iwa Karniwa berpendapat bahwa Dispenda adalah roh dan pendapatan provinsi. Maka dari itu, ia akan terus memperkuat sistem pendapatan daerah, dan terus membina kemampuan SDM-nya.

Agar semakin dapat memperkuat kontribusi Dispenda dalam penyediaan kebutuhan pendanaan pembangunan daerah, skema penguatan pendapatan dan penerimaan pajak harus dirumuskan kaitannya dengan keseimbangan dan kapasitas pertumbuhan PDRB.

“Penting juga koordinasi dengan beberapa provinsi lain agar menjadi kuat,” tutup Iwa.

Memperluas Program E-Gov Era Presiden Joko Widodo

Betapa isu pemerintah elektronik, alias e-govt telah gencar disuarakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) jauh sebelum dirinya menempati Istana Negara dan memimpin negeri ini.

Saat debat kampanye tahun lalu, Jokowi bahkan dikenang dengan ide e-govt yang menurutnya efektif dan efisien. Sebab, peranti lunak bisa menyelesaikan banyak problem pemerintahan dan bisa dibuat cukup dua minggu!

Setelah lebih dari 100 hari menjabat, spirit Presiden Jokowi dalam program ini masih menggelora. Salah satunya adalah berbagai intruksi yang diberikan kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Yuddy Chrisnandi.

Dalam berbagai kesempatan, Yuddi menenekankan pentingnya penguatan e-govtyang sudah dilakukan oleh jajarannya, baik pada level pemerintah daerah maupun pemerintah pusat.

Sekalipun belum ada gebrakan baru yang massif, akan tetapi terasa benar niatan pemerintah sekarang dalam berbenah. Ini keniscayaan, manakala sudah ada kesadaran bahwa tuntutan publik kian besar untuk pelayanan pemerintah yang praktis, efektif, dan memasyarakat.

Apabila tuntutan publik ini tidak segera diakomodir, maka akan menimbulkan ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintah, bahkan jika terus dibiarkan, bisa juga menjalar ke Presiden Jokowi itu sendiri.

Oleh karena itu, sambung Yudi, memangkas jalur birokrasi yang berbelit-belit adalah misi kerjanya. Selain untuk mengurangi biaya-biaya yang tidak diperlukan, juga untuk memenuhi ekspektasi publik.

Karenanya, ketika meresmiskan layanan e-Samsat dari Pemprov Jabar beberapa waktu lalu di Bandung, Menpan bertekad menduplikasi e-Samsat agar bisa diterapkan provinsi-provinsi lainnya di Indonesia.

Hal ini terasa penting untuk terus dibahas, ketika e-govt kerap diterjemahkan sebagai kehadiran situs/laman semata. Padahal sejatinya, e-govt adalah pemutakhiran dari cara kerja pemerintah itu sendiri.
Artinya, seluruh layanan kepada rakyat, yang biasanya manual, maka dibuat menjadi digital dengan penekanan efisiensi biaya dan waktu serta kecepatan pelayanan yang tinggi.

Singkat kata, terjadi e-services (pelayanan elektronik) yang selain dicontohkan E-Samsat. Juga bisa diterapkan antara lain dalam bentuk otomasi proses pemerintahan, pertukaran dokumen secara elektronik, pemantauan dan manajemen kesehatan umum, formulir pemerintah yang dapat diunduh, aplikasi STNK-SIM-Paspor-KTP secara online, dan banyak lagi.

Dari e-government ini dipercaya akan melahirkan pemerintahan yang merangkul semua pihak yakni pemerintah itu sendiri, kalangan bisnis, dan masyarakat. Hal ini sudah banyak dicontohkan di berbagai negara maju.

Akan tetapi, ada dua isu penting yang harus diantisipasi terkait percepatan perluasan program e-govt ini. Pertama, dengan sistem elektronik, otomatis resiko keamanan akan muncul.

Prinsip teknologi informasi yang terintegrasi dalam jejaring, sentralisasi, bisa ditelusuri, sekaligus transparan, maka sekalinya ada resiko yang tidak dikelola dengan baik, maka bisa rusak sekaligus.

Karenanya, sistem pertahanan harus dibuat kuat sejak dini, sehingga tidak ada celah yang bisa dimanfaatkan. Ingat, Indonesia adalah negara sumber serangan sekaligus target tinggi dalam cyber attack!

Kita pun sudah memiliki lembaga yang mampu membuat sistem yang baik yakni Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg), yang kapasitasnya bisa mencegah dan menangkal masuknya peretas yang merugikan.

Ini perlu karena sebagai sesama lembaga negara, Lemsasneg bisa mencegah terjadinya pembobolan data penting negara seperti pernah terjadi di Estonia pada tahun 2007 lalu.

Hal lain yang penting adalah penguatan regulasi, dimana setelah UU ITE, pemerintah melalui Kementerian Kominfo juga sudah mengusulkan pembuatan UU tentang Perlindungan Data Pribadi.

Dasar pertimbangannya, kata dia, data pribadi saja sangat penting apalagi dokumen negara sampai dibobol oleh oknum. UU ini sudah selesai dibuatkan naskah akademik dan segera disampaikan ke DPR RI untuk didaftarkan dalam program prioritas legislasi nasional (Prolegnas) tahun 2015.

Kedua, e-govt sebagai bidang baru, memiliki potensi disalahartikan. Maksudnya begini, proses pengadaan barang dan jasa terkait pemerintah digital ini belum tentu difahami dengan benar karena masih bidang baru.

Apa dan bagaimana server, mengapa bea pengembangan peranti lunak harus mahal, seperti apa mekanisme pembayaran bandwith, dst, adalah terminologi anyar yang belum tentu difahami aparat hukum.

Karena itulah, proses pengadaan yang benar, bersih, dan rapih, menjadi keharusan sejak awal sehingga kelak tidak akan ramai kendala hukum yang akhirnya malah menghambat laju e-govt.

Sudah biasanya jika niat baik belum tentu semuanya ditafsirkan dengan baik, malah kadang dicurigai sehingga merugikan semua. Yang pasti, e-govt harus terus diperluas guna memenuhi hak masyarakat Indonesia.

Sisi Gelap Teknologi

Teknologi dibuat dan berkembang tujuannya hanya satu, agar hidup manusia lebih mudah. Penulis masih ingat quotes seorang guru fisika senior di sekolah menengah atas yang berkata bahwa fisika – sebagai salah satu ilmu pengetahuan core perkembangan teknologi – adalah ilmu (bagi orang) yang malas. Betapa tidak, menurut sang guru, alih- alih para ilmuwan ini bergerak mengambil barang dari tempat yang lebih rendah ke tempat yang lebih tinggi, dia memilih untuk menciptakan katrol, misalnya.

Itulah esensi dari teknologi. Untuk memudahkan. Mana yang terlebih dulu ada antara kesibukan (mobilitas) manusia dan teknologi ini, seperti layaknya perdebatan laten nan klasik akan kehadiran ayam dan telur di dunia. Apakah para ilmuwan ini sedemikian visionernya hingga hasil pemikiran mereka memudahkan mobilitas manusia di masa depan, atau teknologi lah yang membuat manusia menjadi memiliki mobilitas tinggi.

Terlepas dari itu semua, sisi lain dari hadirnya teknologi yang memudahkan manusia adalah adanya generation gap. Ini biasanya terjadi pada generasi yang jauh lebih senior dari kemunculan teknologi tersebut. Untuk generasi ini, kemunculan teknologi mutakhir malah membingungkan dan tak jarang menimbulkan stress baru. Untuk generasi ini, semakin canggih teknologi semakin banyak waktu yang terbuang untuk mempelajari dan beradaptasi dengannya.

Seperti pada perkembangan teknologi di mobil. Perkembangan jaman memang membawa mobil menjadi memiliki beberapa fitur lebih canggih. Teknologi khususnya pada bagian entertainment dan kelistrikan mobil sekarang lebih lengkap serta pastinya lebih rumit jika dibandingkan dengan jaman dulu. Hal ini pun rupanya berhasil membuat beberapa orang bingung.

Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Consumer Reports, para pemilik mobil keluaran tahun 2011, 2012 dan 2013 kebanyakan merasa stress dengan mobilnya. Sekitar 60 persen dari mereka mengatakan bahwa mereka bingung untuk mengoperasikan sistem hiburan dan sepertiga dari mereka mendapat gangguan pada layar-sentuh yang dikatakan kurang responsif ataupun voice control yang tidak berfungsi.

Permasalahan tersebut kebanyakan terjadi pada para pembeli berusia lanjut, dengan 70 persen pengemudi berusia lebih dari 65 tahun yang merasa kesulitan untuk mengoperasikan sistem. Rentang usia lain juga rupanya tidak jauh berbeda. 52 persen pemilik berusia 45-64 dan 37 persen di rentang usia 18-44 tahun juga mengaku mengalami kesulitan yang sama.

Lucunya, dealer juga rupanya memiliki permasalahan yang sama dengan para konsumennya. Para sales promotion girl/boy harus belajar untuk mengoperasikan sistem canggih yang ada di mobil baru kemudian mengajarkannya ke konsumen-konsumen. Beberapa dealer bahkan membuatkan video tutorial untuk para pelanggannya.

Pada teknologi informasi pun tak jauh berbeda. Sisi lain dari koin perkembangan teknologi ini adalah semakin banyak orang yang merasa stress. Akses informasi yang begitu banyak bertujuan untuk (juga) memudahkan hidup manusia. Akan tetapi jika terpaan informasi ini tidak terkontrol bahkan sampai overload, ini tentu menimbulkan masalah atau efek samping.

Jika anda membiarkan diri anda terpapar arus informasi yang sedemikan deras dan cepat, bahkan hingga overload, anda malah menenggelamkan diri ke stress yang lebih parah. Seorang Psikolog remaja dan keluarga, Roslina Verauli, seperti dikutip di cnnindonesia.com mengatakan ini terjadi karena pemikiran analitikal terus berjalan tanpa henti.

Kondisi inilah yang disebut busy mind. Informasi yang bisa dengan mudah didapatkan justru menjadikan manusia rentan menderita information-anxiety. Kondisi ini terjadi manakala semua informasi berjejalan di pikiran, mulai dari informasi yang diperlukan sampai informasi yang seharusnya tidak diperlukan dan tidak dipikirkan.

Efek utama dari busy mind ini bisa menjadikan hidup Anda sangat sibuk. Bahkan Anda tak bisa tidak melakukan apapun saat duduk. Hal ini bisa dilihat dari seringnya Anda mengecek semua akun media sosial yang dipunya ketika hanya punya sedikit saja waktu senggang.

Niat awal memakai gadget untuk mengisi waktu luang dengan membaca informasi dan memperluas wawasan, malah justru membuat Anda stres di jalan raya di tengah ada jeda ketika macet, misalnya. Bagaimana tidak, alih-alih senang lihat hal menarik, Anda justru stres, emosi atau takut ketika mendapati berita tentang hukuman mati, pejabat korupsi, dan masalah negara lainnya, emosi Anda akan muncul.

Terlalu banyak informasi tentang apapun yang bisa Anda peroleh dari gadget justru tidak membuat Anda menjadi lebih rileks, malah justru lebih stres. Hal ini disebabkan karena secara tidak sengaja Anda harus memikirkan apa yang seharusnya tidak Anda pikirkan.

Teknologi adalah buah karya dari kepintaran manusia. Kita yang menikmati dan memanfaatkannya tidak boleh kalah pintar dari alat-alat canggih berteknologi canggih itu. Mengenali apa yang dibutuhkan, membuka wawasan untuk pemenuhan kebutuhan tersebut, dan terutama memiliki pengendalian diri yang baik, adalah cara agar (semoga) dapat menjauhkan kita dari lubang yang ditimbulkan dari sisi gelap teknologi.

Tantangan Dunia Politik di Masa Depan

Istilah cyber politics dikaitkan dengan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang terutama didukung oleh komputer dan jaringan internet, sebagai sarana kegiatan politik dan pemerintahan. Banyak politisi sekarang memanfaatkan dunia cyber untuk kepentingan politik dalam pemilihan umum parlemen dan kepala daerah dengan membuat situs web pribadi dengan foto-foto keluarga mereka dan salinan pidato mereka. Namun sebenarnya yang telah dilakukan para politisi itu belum cukup dalam hal mereka ingin memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (internet) untuk kepentingan politiknya.

Dengan munculnya internet sebagai media baru, ada banyak harapan tentang dampaknya terhadap peningkatan partisipasi politik dalam masyarakat. Gagasan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, menawarkan kesempatan untuk memperluas partisipasi politik telah dibahas dalam banyak kerangka politik dari sistem totaliter hingga demokratis. Akibatnya, muncul determinisme teknologi yang berkaitan dengan kehidupan politik di dunia maya. Demokrasi modern bergantung pada prinsip partisipasi dan representasi. Internet dengan fitur-fitur konektivitas dan interaktivitas memfasilitasi “mediated democracy”, dimana publik dan elite politik dapat dalam arti teoretis berkomunikasi tanpa hambatan dan distorsi dari media konvensional.

Gagasan tentang masuknya internet pada ranah publik banyak mendapatkan kritik, karena teknologi belum tentu dapat memperbaiki masalah apatisme politik dan juga tidak dapat mendorong partisipasi politik masyarakat. Masalah intinya tetap terkait dengan peluruhan demokrasi. Dan, jika semua orang mengambil bagian dalam proses politik (pemilihan umum) mungkinkah pemerintah dapat menghadapi semua umpan-balik yang akan muncul. Internet dengan media barunya memiliki potensi untuk menantang wacana dominan dari pemerintah dan media tradisional, dan memberikan ruang bagi para pembangkang platform global untuk menyebarkan pandangan mereka. Masih lekat dalam ingatan kita bagaimana Ben Ali di Tunisia dan Hosni Mobarak di Mesir yang tumbang karena tak mampu membendung gejolak dan pergerakan yang diawali di media sosial.

Cyber Warfare

Aksi-aksi perang dunia cyber (Cyber Warfare) yang melibatkan negara-negara berkekuatan raksasa dunia saat ini disinyalir sebagai sebuah perang modern di masa yang akan datang. Amerika Serikat, Cina, Rusia, dan Israel adalah negara-negara yang melirik kekuatan cyber sebagai salah satu faktor penting ketahanan nasional dalam konstelasi politik dunia dan kekuasaan global.istilah Cyber Warfare (Perang Siber) dalam konstelasi politik global dapat dipahami sebagai aksi politik yang melibatkan kemampuan computer hacking untuk mencapai tujuan-tujuan teretentu dari pemilik kepentingan, yang biasa dilakukan melalui aktivitas-aktivitas semacam sabotase dan spionase.

Cyber Warfare berawal ketika dunia dikejutkan dengan aksi Stuxnet  padaawal 2010, yakni sebuah virus (worm) komputer yang awalnya menyebar melalui Microsoft Windows dengan target industri perangkat lunak Siemens. Meskipun ini bukan pertama kalinya hacker menjadikan sistem industry sebagai target, tetapi ini adalah malware pertama yang ditemukan pada subverts sistem industri, dan yang pertama untuk menyertakan kontrol logika terprogram. Stuxnet selanjutnya menginfeksi sistem komputer di Iran, dan disinyalir Worm ini dapat mengontrol ledakan berbahaya di pusat pengembangan nuklir di Iran. Dan peristiwa ini dicurigai adalah hasil rekayasa dan sabotase yang dilakukan pihak Israel dan Amerika Serikat yang menentang program nuklir Iran.

Selain itu, pada tahun 2010 sebagai awal baru perang dunia siber dilengkapi oleh satu fenomena luar biasa yang menarik perhatian masyarakat dunia, yaitu mencuatnya kontroversi organisasi Wikileaks yang kembali memanfaakan teknologi hacking computer untuk tujuan-tujuan politik tertentu. WikiLeaks yang pada awalnya bermarkas di Stockholm, Swedia, merupakan media massa internasional yang mengungkapkan dokumen-dokumen rahasia beberapa negara dan perusahaan kepada publik melalui situs webnya.

Beberapa pendapat tentang internet dan pemberdayaan politik yang dibuat pada dasarnya tidak memungkinkan untuk mengontrol internet. Menurut Lessig (1999) Internet dapat dikontrol melalui pasar, peraturan, norma-norma sosial dan “kode” di mana arsitektur internet dapat dimanipulasi untuk menerima atau menyensor informasi. Teknologi itu tidak baik, buruk atau netral dan efek dari teknologi dibentuk oleh masyarakat dimana teknologi ditangguhkan. Media baru itu sendiri tidak dapat mengubah adegan politik, karena media baru memiliki efek sejauh ketika ia diadopsi, digunakan dan dimasukkan ke dalam masyarakat yang menentukan perubahan.

Pelayanan SAMSAT Tutup di Hari Libur Nasional 24-25 Desember 2015

Berkenaan dengan Hari Libur Nasional 24-25 Desember, maka pelayanan SAMSAT Keliling, SAMSAT Outlet, dan Pelayanan SAMSAT lainnya (kecuali e-SAMSAT atau SAMSAT Online) akan dibuka kembali tanggal 26 Desember 2015.

Untuk Pajak Kendaraan Bermotor  yang jatuh tempo tanggal 24-25 Desember 2015 akan dimundurkan pada 26 Desember 2015, denda akan diberlakukan tanggal 28 Desember 2015.

Pemberitahuan ini sesuai dengan Surat Edaran Gubernur Jawa Barat Nomor 061.2/31/Org tanggal 30 Juni 2015 Perihal Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2015.

Demikian pemberitahuan ini agar diperhatikan oleh para Wajib Pajak.