Internet untuk Kemajuan

Kita sadar tantangan globalisasi semakin mendesak untuk bangsa ini, kita dituntut untuk melakukan inovas-inovasi potensial. Selain pengetahuan, sebagaimana disinggung pada paragraf di atas, daya saing suatu bangsa ditentukan oleh penguasaan teknologi informasi atau dikenal dengan information and knowledge based economy.

Berkaca dari perjalanan sejarah, ternyata negara adikuasa secara ekonomi bukanlah negara yang miliki sejumlah lahan subur, bukan negara dengan kekayaan mineral, juga bukan negara yang miliki sumber daya manusia (SDM) melimpah. Tetapi justru negara yang serba kekurangan secara natural. Indonesia, negara dengan multikekayaan, tetapi justru kita terpuruk dan harus kita akui secara ksatria.

Menoleh keberhasilan Jepang yang dengan inovasi teknologi mampu membangun lahan persawahan di gedung-gedung pencakar langit, membangun jalur transportasi bawah tanah. Kita saksikan Singapura, tetangga terdekat kita justru tidak hanya miskin alamnya, tetapi juga sempit lahannya, tetapi maju dan berkembang, menguasai bidang ekonomi melebihi Indonesia.

Apa yang terjadi? mereka menguasai teknologi informasi. Kiblat kemajuan ekonomi bangsa-bangsa dunia saat ini. Memang realitas, perkembangan ekonomi dunia telah beralih menjadi milik negara-negara penguasa informasi teknologi dan komunikasi, karena mereka tidak hanya dapat menerima arus informasi tetapi juga mampu mengolahnya sedemikian rupa untuk meningkatkan ekonomi bangsa.

Dalam satu artikel di koran Nasional, Republika (24/6), Basuki Yusuf Iskandar, Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika, menyatakan jika negara-negara maju di kawasan asia mampu memanfaatkan informasi sebagai bahan utama kemelejitan ekonomi negaranya.

Dengan kenyataan demikian, apakah kita masih berpangku tangan dan menganggap teknologi informasi hanya sekedar untuk bersosialisasi, interaksi, grup chatting? Tentu tidak, kita harus bangkit menuju keterpenuhan informasi sebagai sarana mengembangkan daya tahan ekonomi bangsa.

Transformasi ini menarik dipelajari, sebelumnya penguasa ekonomi dunia adalah negara-negara pemilik sumber daya alam dan modal, maka saat ini hanya dibutuhkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi untuk menjalankan ekonomi maju. Inilah keunggulan teknologi informasi dan komunikasi yang memudahkan perkembangan jaringan dan kolaborasi lintas negara, menunjang inovasi serta efisiensi transaksi ekonomi.

Tidak perlu jauh membayangkan Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, meskipun jaringan tidak mengenal wilayah, tetapi cukup memfokuskan pada skala Jawa Barat untuk pemanfaatan jaringan teknologi informasi sudah sangat beruntung. Berkat teknologi informasi pula, transformasi sosial dan ekonomi membawa masyarakat kepada era baru peradaban dunia. Di mana Angklung, bukan lagi milik Jawa Barat, tetapi milik dunia karena semua orang dapat merasakan emosi yang sama ketika mendengarkan alunan angklung melalui jaringan Internet.

Kembali pada kemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang dapat diterapkan, teknologi dapat meningkatkan kemudahan bagi pengguna (accessibility), kemampuan daya beli masyarakat (affordability), kualitas fitur layanan (quality), keamanan dalam penggunaan (security) dan produktivitasnya dalam mendukung kemajuan di bidang ekonomi, sosial dan budaya.

Namun demikian, perkembangan teknologi informasi tersebut juga memiliki berbagai dampak yang harus disikapi dengan arif, salah satunya adalah ketergantungan tinggi terhadap teknologi (acute technological dependency). Hal tersebut yang dimanfaatkan oleh produsen teknologi untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Di tangan kitalah pilihan itu, memanfaatkan teknologi, atau termanipulasi teknologi, pilihlah secara bijak.

 

Kita sadar tantangan globalisasi semakin mendesak untuk bangsa ini, kita dituntut untuk melakukan inovas-inovasi potensial. Selain pengetahuan, sebagaimana disinggung pada paragraf di atas, daya saing suatu bangsa ditentukan oleh penguasaan teknologi informasi atau dikenal dengan information and knowledge based economy.Berkaca dari perjalanan sejarah, ternyata negara adikuasa secara ekonomi bukanlah negara yang miliki sejumlah lahan subur, bukan negara dengan kekayaan mineral, juga bukan negara yang miliki sumber daya manusia (SDM) melimpah. Tetapi justru negara yang serba kekurangan secara natural. Indonesia, negara dengan multikekayaan, tetapi justru kita terpuruk dan harus kita akui secara ksatria.Menoleh keberhasilan Jepang yang dengan inovasi teknologi mampu membangun lahan persawahan di gedung-gedung pencakar langit, membangun jalur transportasi bawah tanah. Kita saksikan Singapura, tetangga terdekat kita justru tidak hanya miskin alamnya, tetapi juga sempit lahannya, tetapi maju dan berkembang, menguasai bidang ekonomi melebihi Indonesia.Apa yang terjadi? mereka menguasai teknologi informasi. Kiblat kemajuan ekonomi bangsa-bangsa dunia saat ini. Memang realitas, perkembangan ekonomi dunia telah beralih menjadi milik negara-negara penguasa informasi teknologi dan komunikasi, karena mereka tidak hanya dapat menerima arus informasi tetapi juga mampu mengolahnya sedemikian rupa untuk meningkatkan ekonomi bangsa.Dalam satu artikel di koran Nasional, Republika (24/6), Basuki Yusuf Iskandar, Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika, menyatakan jika negara-negara maju di kawasan asia mampu memanfaatkan informasi sebagai bahan utama kemelejitan ekonomi negaranya.Dengan kenyataan demikian, apakah kita masih berpangku tangan dan menganggap teknologi informasi hanya sekedar untuk bersosialisasi, interaksi, grup chatting? Tentu tidak, kita harus bangkit menuju keterpenuhan informasi sebagai sarana mengembangkan daya tahan ekonomi bangsa.Transformasi ini menarik dipelajari, sebelumnya penguasa ekonomi dunia adalah negara-negara pemilik sumber daya alam dan modal, maka saat ini hanya dibutuhkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi untuk menjalankan ekonomi maju. Inilah keunggulan teknologi informasi dan komunikasi yang memudahkan perkembangan jaringan dan kolaborasi lintas negara, menunjang inovasi serta efisiensi transaksi ekonomi.Tidak perlu jauh membayangkan Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, meskipun jaringan tidak mengenal wilayah, tetapi cukup memfokuskan pada skala Jawa Barat untuk pemanfaatan jaringan teknologi informasi sudah sangat beruntung. Berkat teknologi informasi pula, transformasi sosial dan ekonomi membawa masyarakat kepada era baru peradaban dunia. Di mana Angklung, bukan lagi milik Jawa Barat, tetapi milik dunia karena semua orang dapat merasakan emosi yang sama ketika mendengarkan alunan angklung melalui jaringan Internet.Kembali pada kemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang dapat diterapkan, teknologi dapat meningkatkan kemudahan bagi pengguna (accessibility), kemampuan daya beli masyarakat (affordability), kualitas fitur layanan (quality), keamanan dalam penggunaan (security) dan produktivitasnya dalam mendukung kemajuan di bidang ekonomi, sosial dan budaya.Namun demikian, perkembangan teknologi informasi tersebut juga memiliki berbagai dampak yang harus disikapi dengan arif, salah satunya adalah ketergantungan tinggi terhadap teknologi (acute technological dependency). Hal tersebut yang dimanfaatkan oleh produsen teknologi untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Di tangan kitalah pilihan itu, memanfaatkan teknologi, atau termanipulasi teknologi, pilihlah secara bijak.