Samdong – Samsat Gendong Pelayanan Hingga Pelosok

Provinsi Jawa Barat memiliki luas wilayah sebesar 35.377,76 Km2 dengan struktur geologi yang kompleks. Jawa Barat memiliki wilayah pegunungan di bagian tengah dan selatan serta dataran rendah di wilayah utara. Merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki kawasan hutan dengan fungsi hutan konservasi, hutan lindung dan hutan produksi yang proporsinya mencapai 22,10% dari luas keseluruhan provinsi Jawa Barat. Secara administratif pemerintahan, wilayah provinsi Jawa Barat terbagi kedalam 626 kecamatan, 641 kelurahan, dan 5.321 desa.

Berdasarkan hasil SUPAS2015, jumlah penduduk Provinsi Jawa Barat diperkirakan sebanyak 46.668.214 jiwa. Jumlah tersebut terbagi menjadi 33.757.973 jiwa penduduk daerah perkotaan dan 12.910.241 jiwa penduduk daerah pedesaan. Dengan jumlah tersebut menjadikan Jawa Barat sebagai provinsi terbesar di Indonesia dalam hal jumlah penduduk. Terdiri atas laki -laki sebanyak 23,35 juta jiwa dan perempuan sebanyak 22,68 juta, sehingga angka sex ratio di Jawa barat sebesar 102,9, yang artinya terdapat 102 penduduk laki-laki dalam setiap 100 penduduk perempuan. Jika dilihat menurut kabupaten/kota, Kabupaten Cianjur dan Indramayu memiliki sex ratio tertinggi, yaitu 106,2, sedangkan yang terrendah kabupaten Ciamis 97,7. Sebagian besar kabupaten/kota memiliki angka sex ratio lebih dari 100, yang artinya jumlah penduduk laki -laki masih lebih mendominasi, kecuali di enam kabupaten yang memiliki sex ratio kurang dari 100, yaitu Kabupaten Ciamis, Pangandaran, Tasikmalaya, Majalengka, Sumedang, dan Kota Banjar. Penduduk terbesar berada di Kabupaten Bogor yang dihuni sebanyak 5,3 juta jiwa, diikuti Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bekasi, masing-masing 3,47 juta dan 3,12 juta jiwa. Sedangkan kabupaten/kota dengan populasi terkecil adalah Kota Banjar yang memiliki 181 ribu penduduk.

Hal ini ini menjadikan Provinsi Jawa Barat sangat bervariasi jika dilihat dari jumlah penduduk per kabupaten/kota. Bahkan jika dilihat dari populasi, Jawa Barat juga memiliki setidaknya 20 daerah kabupaten/kota yang berpenduduk diatas 1 juta jiwa. Hampir dua per tiga atau 66,5% penduduk jawa barat tinggal di daerah perkotaan, sebagai akibat dari masuknya industri yang mendorong terjadinya urbanisasi. Daerah penyangga Ibukota seperti Bogor, Depok, dan Bekasi yang terbagi kedalam 5 wilayah administrasi Kabupaten/kota menyumbang hampir sepertiga dari total penduduk Jawa Barat atau 30,8% populasi.

Dengan kondisi yang dimiliki tersebut diperlukan adanya suatu layanan yang dapat menjangkau masyarakat yang tinggal di pelosok daerah Jawa Barat sehingga mereka dapat melakukan kewajiban sebagai pemilik kendaraan bermotor, yaitu melakukan pengesahan STNK, membayar pajak kendaraan bermotor (PKB), dan juga sumbangan wajib dana kecelakaan lalu lintas jalan (SWDKLLJ). SAMSAT GENDONG (samdong) merupakan pelayanan samsat dengan peralatan yang telah diminimalisir ke dalam satu tas yang digendong, oleh karenanya mudah untuk dibawa petugas menggunakan sepeda bermotor untuk menjangkau masyarakat yang berada di pelosok daerah. Layanan samdong pertama kali diresmikan oleh Gubernur Jawa barat, Ahmad
Heryawan pada hari Sabtu, tanggal 5 September 2015 di Cihampelas Walk, Kota Bandung. Tim Pembina Samsat memulai pelayanan samdong dengan menggunakan 12 unit perangkat. 1 unit perangkat terdiri dari thin client, monitor, mikrotik, modem, printer dan tas untuk menyimpan perangkat. Perangkat yang digunakan merupakan perangkat yang sudah ada.

Keberhasilan pelaksanaan layanan Samdong ini dikarenakan samdong memiliki aksesibilitas yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan pelayanan samsat keliling yang menggunakan mobil commuter dengan aksesibilitas yang terbatas. Samdong dapat mendatangi kantor desa / kantor kecamatan bahkan RT dan RW yang berada di pelosok-pelosok sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan atau atas permintaan dari beberapa WP. Dengan peralatan yang telah diminimalisir ke dalam satu tas gendong memudahkan petugas untuk membawa perangkat layanan samsat dan melakukan pelayanan dengan cara mendatangi WP yang tinggal di pelosok menggunakan sepeda motor.