Menutup Kran Kecil Membuka Kran Besar

Hampir di setiap pertemuan baik rapat evaluasi ataupun koordinasi, salah satu yang sering disampaikan adalah daftar (list) permasalahan yang menjadi kendala dalam setiap mengaplikasikan program hingga mempengari pencapaian kinerja.  Bahkan kendala-kendala tersebut seakan menjadi 99% penghalang yang menentukan kinerja individu maupun organisasi.

Konteks kinerja Individu akan berhubungan dengan masalah di luar orang yang bersangkutan, sedangkan kinerja organisasi berhubungan dengan masalah di luar organisasinya. Itulah daftar permasalahan yang rutin dan mungkin telah menjadi pemafhuman bersama tidak tercapainya kinerja yang diharapkan.

Sebagai sebuah alat analisa, identifikasi awal dapat dilakukan untuk memetakan strategi dengan melihat sisi kekurangan dan kelebihan internal serta memotret tantangan dan peluang yang ada di lingkungan eksternal dengan menggunakan analisa SWOT.

Sebuah strategi dibangun dari visi misi dan tujuan yang ingin diraih. Dalam alat sederhana ini tidak ada istilah masalah tetapi yang ada kekuatan dan kelemahan mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang.

Dinas Pendapatan Daerah yang mempunyai tugas utama menghimpun penerimaan Negara dengan tantangan target penerimaan yang variatif setiap tahunnya. Tugas tersebut memang boleh dianggap tugas maha berat ditengah isu-isu perlambatan pertumbuhan sektor ekonomi serta serapan anggaran yang masih sangat rendah sampai dengan semester pertama.

Isu tersebut sudah bukan rahasia lagi karena gejalanya hampir sama untuk seluruh wilayah Indonesia dan diakui sendiri oleh pemerintah dalam hal ini kementerian keuangan. Meminjam bahasa analisa SWOT, fokus awal mencapai tujuan dapat dipetakan dalam bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.

Permasalahan utama yang sering mengemuka dalam berbagai rapat dan diskusi kalau mau kita “simpulkan” mesti berbicara konteks kelemahan intern yakni kemampuan pegawai dalam hal kompetensi baik kompetensi softskill maupun hardskill.

Pemahaman yang harus komprehensif dalam berbagai bidang disiplin ilmu baik ilmu perpajakan maupun ilmu-ilmu teknis lainnya menyebabkan pegawai mengalami kebingungan tentang apa yang harus dipelajari dan difahami dalam mendukung bidang pekerjaannya. Belum adanya peta kompetensi pegawai menyebabkan organisasi berjalan tanpa adanya cahaya penuntun.

Ibarat orang yang masuk gua tanpa pemahaman peta dan tanpa alat senter maka bergerak bisa mendekat bahkan bisa menjauhi dari tujuan lorong jalan yang ingin dilalui. Dengan demikian kuncinya bukan pada bergerak atau tidak bergerak ,tetapi bagaimana gerakan yang di buat. Gerakan ke arah yang salah menyebabkan dua kerugian yakni terkurasnya tenaga dan hasil yang tidak didapatkan.

Faktor-faktor di luar organisasi sebenarnya tidak menjadi bagian dari masalah namun ancaman. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan, sedangkan ancaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang akan meyusahkan,merugikan,menyulitkan.

Dengan demikian kita sudah mengeluarkan satu dua daftar masalah antara lain perlambatan ekonomi dan penyerapan anggaran dengan menggesernya menjadi ancaman. Respon yang diharapkan kita akan semakin bekerja giat dan merasa tertantang untuk meningkatkan kemampuan dan kekuatan yang dimiliki dalam mengatasi ancaman.

Disinilah organisasi bisa banyak berperan. Sumber daya manusia, yakni pegawai yang secara akademik mumpuni, dan secara praktisi sudah lama malang melintang sebagai praktisi perpajakan, akuntansi, Teknologi Informasi dan Komunikasi, harus dimanfaatkan dengan melakukan inventarisasi pegawai-pegawai yang memiliki kemampuan terutama kemampuan yang sifatnya khusus untuk segera di dokumentasikan ilmunya untuk selanjutnya menjadi bahan untuk mencetak kader-kader terbaik berikutnya.

Dengan model transfer pengetahuan, kemampuan pegawai dapat terpelihara dan mengurangi gap kemampuan dari masing-masing pegawai. Penerimaan Pajak menjadi tujuan dan indikator kinerja utama Direktorat Jenderal Pajak.

Pajak merupakan peralihan dari harta kekayaan individu kepada Negara sebagai modal untuk melaksanakan tujuan bersama sebuah negara. Meskipun Subyek Pajak dibedakan menjadi subjek Orang Pribadi atau badan baik subyek pajak dalam negeri ataupun subyek pajak lua negeri, pada hakekatnya pembayar pajak adalah orang.

Badan baik yang berbadan hukum atau tidak hanyalah sarana orang berusaha baik sebagai usaha aktif maupun melalui usaha pasif yang hanya mengandalkan sebagai pemilik modal semata atau bentuk investasi lainnya.

Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja organisasi dapat dipetakan dalam peluang dan ancaman yang mesti diantisipasi. Peluang dan ancaman yang berasal dari Faktor Eksternal antara lain dari Wajib Pajak sebagai pembayar pajak maupun stakeholder lainnya baik institusi, lembaga,asosiasi, dan pihak lainnya yang mempengaruhi pencapaian kinerja organisasi.

Dinas Pendapatan Daerah memiliki peluang untuk menambah pundi-pundi penerimaan dengan menjangkau pembayar pajak yang selama ini tersembunyi atau disembunyikan bahkan yang tersembunyi dibalik kerahasian pihak-pihak penyimpan harta kekayaan dan catatannya.

Tax ratio rendah bisa menjadi peluang untuk terus ditingkatkan karena semestinya hal tersebut bisa diraih mesti tantangan senantiasa menyertainya. Disinilah sudah menjadi suatu keniscayaan bahwa peluang senantiasa seiring sejalan dengan tantangan.

Pajak dikenakan atas aliran uang, aliran barang, aliran jasa, baik yang habis dikonsumsi maupun yang berujung pada investasi. Hakekatnya semua bicara uang, karena aliran apapun sebenarnya aliran uang yang sebenarnya dipajaki.

Alirannya bisa dipahami dari penghasilan, kemampuan untuk mengkonsumsi atau investasi baik dalam bentuk mata uang, surat berharga ataupun barang berwujud yang bergerak seperti kendaraan, barang tidak bergerak seperti bangunan maupun barang tidak berwujud seperti kepemilikan paten, hak cipta dan sebagainya.

Dinas Pendapatan Daerah seharusnya dapat memetakan aliran uang masuk baik yang melalui sektor swasta langsung maupun yang melalui anggaran baik di pemerintah pusat mapun daerah. Selanjutnya kemana uang itu dibelanjakan, apakah sekedar di konsumsi atau digunakan untuk investasi.

Uang itu pada akhirnya akan dinikmati orang pribadi baik langsung maupun tidak langsung melalui badan usahanya. Model pengenaan Pajak Indonesia bisa dikenakan atas subyek badan maupun orang pribadi, maka pajak dapat dikenakan atas aliran ke badan usahanya juga orang pribadi selaku pemiliknya, kecuali badan yang berbentuk kumpulan orang misalnya CV dimana penerimaan prive bagi pemilik bukan sebagai penghasilan.***