DITEMANI NYI HYANG – KDM SAMPAIKAN INI DI HARI JADI PURWAKARTA
Kang Dedi Ungkap Kerusakan Lingkungan Masif di Jabar, Sebut Pembangunan Harus Kembali ke Falsafah Sunda Wiwitan
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyampaikan pidato yang tajam dan mendalam saat menghadiri rapat paripurna dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Purwakarta. Di hadapan jajaran DPRD dan para pejabat, Kang Dedi tidak hanya memberikan ucapan selamat, tetapi juga mengkritisi arah pembangunan di Jawa Barat yang dinilainya telah mengabaikan kearifan lokal, khususnya falsafah Sunda Wiwitan, yang berakibat pada kerusakan lingkungan yang masif.
Kang Dedi menegaskan bahwa Sunda Wiwitan bukanlah sebuah agama, melainkan sistem nilai dan ilmu pengetahuan warisan leluhur tentang bagaimana mengelola alam secara harmonis. Menurutnya, ilmu ini pada dasarnya adalah ilmu geologi yang mengajarkan untuk memahami karakteristik tanah, air, angin, dan matahari. “Apa yang mengakibatkan keambrukan Jawa Barat? Kerusakan lingkungan, penyakit, bencana yang tidak berhenti? Karena para penyusun tata ruang tidak mengerti Wiwitan, akhirnya tidak mengerti ilmu geologi,” tegasnya.
Ia secara gamblang mengungkapkan bahwa perubahan Perda Tata Ruang pada tahun 2022 telah menghilangkan 1,2 juta hektar kawasan hijau yang beralih fungsi menjadi area pariwisata, pemukiman, dan hotel. Hal ini, menurutnya, menjadi penyebab utama maraknya bencana longsor dan banjir, bahkan di daerah pegunungan. Kang Dedi juga menyoroti pencemaran parah di aliran sungai yang mengancam kesehatan generasi mendatang, serta eksploitasi alam yang ugal-ugalan namun tidak memberikan kemakmuran bagi rakyat sekitar.
Sebagai solusi, Kang Dedi mengajak semua pihak untuk kembali ke falsafah “innalillahi wa inna ilaihi rajiun”, yang dimaknainya sebagai seruan untuk kembali ke asal, yaitu membangun dengan menghidupkan alam, bukan merusaknya. Ia berkomitmen untuk terus maju memperbaiki Jawa Barat, mengembalikan alam ke kondisi asalnya, dan memastikan pembangunan ke depan berlandaskan pada prinsip ekologi demi masa depan anak cucu.
—————————————-
• Kritik Pembangunan: Kang Dedi mengkritik arah pembangunan di Jawa Barat yang mengabaikan kearifan lokal dan menyebabkan kerusakan lingkungan.
• Falsafah Sunda Wiwitan: Ia menjelaskan bahwa Sunda Wiwitan adalah ilmu geologi warisan leluhur tentang cara mengelola alam secara berkelanjutan.
• Hilangnya Kawasan Hijau: Mengungkapkan fakta hilangnya 1,2 juta hektar lahan hijau akibat perubahan Perda Tata Ruang tahun 2022.
• Akar Bencana: Menyebut pengabaian terhadap ilmu geologi dalam penyusunan tata ruang sebagai penyebab utama maraknya bencana banjir dan longsor.
• Ancaman Pencemaran: Menyoroti tingkat pencemaran bakteri yang akut di sungai-sungai Jawa Barat yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat.
• Solusi Kembali ke Alam: Mengajak para pemangku kebijakan untuk kembali pada prinsip membangun yang selaras dengan alam demi mencegah bencana dan memastikan kesejahteraan jangka panjang.