LONGSOR DI MEGAMENDUNG BOGOR | KDM MINTA RUMAH DI TEBING SEGERA DIRELOKASI

Dalam kunjungan lapangannya ke wilayah Desa Megamendung, Kabupaten Bogor, Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi (KDM) menegaskan komitmen untuk menata seluruh infrastruktur jalan di Jawa Barat agar lebih rapi dan layak pada bulan Juli dan Agustus. Ia ingin masyarakat merasa bahwa pajak yang mereka bayarkan benar-benar kembali dalam bentuk pelayanan dan infrastruktur yang nyata. “Jalan kudu leucir, cai kudu ngalir, huntuna kudu nyengir,” ucapnya.

Kunjungan tersebut juga mempertemukan Kang Dedi dengan warga yang terdampak longsor di kawasan Megamendung. Ia berdialog langsung dengan warga yang rumahnya rusak, termasuk seorang pria yang masih tinggal di rumah yang nyaris menggantung di tebing. Gubernur meminta agar warga tidak membangun ulang di lokasi rawan dan mengusulkan relokasi ke tempat yang lebih aman. Bantuan senilai Rp40 juta per rumah disiapkan untuk tiga rumah terdampak, dengan catatan lokasi baru harus benar-benar aman.

Kang Dedi menyoroti bahwa bencana longsor di daerah tersebut dipicu oleh kombinasi curah hujan tinggi, padatnya bangunan, rusaknya hutan di perbukitan, serta buruknya sistem drainase akibat aliran air yang tersumbat pagar-pagar rumah. Ia memerintahkan segera dibuat perencanaan drainase yang benar agar dana bantuan bisa segera cair dalam dua minggu. “Air tidak bisa dilawan, tanah tidak bisa dilawan. Maka kita harus taat pada hukum alam. Kalau kita taat pada hukum alam, kita taat pada Gusti Allah,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur juga menyalurkan bantuan langsung kepada warga, pemilik pesantren, dan kepala desa. Ia memperingatkan bahwa jika sudah diberi peringatan oleh alam, maka harus ditanggapi dengan serius dan tidak keras kepala. Kang Dedi juga menekankan pentingnya menjaga kelestarian hutan dan mencegah eksploitasi seperti pembangunan vila-vila liar di perbukitan. “Kalau ada yang bikin vila lagi, langsung tegur,” tegasnya.

1. Komitmen Penataan Infrastruktur

  • Gubernur ingin seluruh jalan di Jawa Barat tertata rapi, bersih, dan memiliki garis pengaman pada Juli–Agustus.
  • Tujuannya agar warga merasa bahwa pajak yang dibayar memberikan manfaat nyata.

2. Peninjauan Lokasi Longsor

  • Kang Dedi mengunjungi lokasi longsor di Desa Megamendung, berdialog langsung dengan warga.
  • Beberapa rumah berada di zona rawan dan nyaris menggantung di tebing.

3. Bantuan dan Relokasi

  • Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyiapkan bantuan Rp40 juta untuk masing-masing dari tiga rumah terdampak.
  • Syarat bantuan: relokasi ke tempat yang aman, tidak membangun kembali di zona rawan longsor.

4. Penyebab Longsor

  • Curah hujan ekstrem.
  • Hilangnya vegetasi di bukit (penggundulan hutan).
  • Aliran air hujan tersumbat pagar rumah dan pemukiman padat.
  • Perlu normalisasi saluran air dan sistem drainase.

5. Perintah Teknis dan Pembiayaan

  • Kang Dedi meminta dibuatkan perencanaan teknis drainase dan RAB (Rencana Anggaran Biaya).
  • Dana akan diturunkan dalam dua minggu setelah dokumen perencanaan selesai.

6. Peringatan Hukum Alam

  • Gubernur menegaskan pentingnya mematuhi hukum alam sebagai bentuk kepatuhan kepada Tuhan.
  • Alam sudah memberi peringatan; masyarakat jangan keras kepala membangun kembali di tempat berbahaya.

7. Kritik terhadap Vila dan Eksploitasi Bukit

  • Kang Dedi mengecam pembangunan vila liar di puncak bukit yang merusak keseimbangan lingkungan.
  • Siap menindak jika ada pembangunan ilegal yang merugikan warga di bawahnya.

8. Bantuan Langsung

  • Bantuan juga diberikan kepada pemilik pesantren dan kepala desa.
  • Bantuan ditransfer langsung setelah data dan nomor rekening dikonfirmasi.