HULU CILIWUNG DIPENUHI BANGUNAN | CERITA VILA LONGSOR RENGGUT KORB4N JIWA
BOGOR – Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi, melakukan kunjungan ke Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, pasca peristiwa longsor yang menewaskan dua orang. Longsor terjadi pada Sabtu malam akibat hujan deras yang mengguyur sejak sore. Dalam kunjungan tersebut, Kang Dedi menyusuri kawasan Puncak yang kini padat dengan vila, rumah-rumah warga, hingga lahan pertanian menggunakan media plastik, yang seluruhnya berdiri di atas tanah-tanah resapan air dan lereng-lereng rawan longsor.
Gubernur Kang Dedi Mulyadi menemui warga yang terdampak langsung dari bencana tersebut. Dari penuturan warga, diketahui bahwa dua korban meninggal merupakan keponakan dari pemilik vila asal Jakarta. Sementara itu, penjaga vila yang merupakan warga lokal menderita luka serius lengan patah dan luka di pinggang akibat tertimbun material longsor. Bangunan yang ambruk merupakan rumah vila yang berada tepat di bawah tebing, sedangkan vila utama milik keluarga luar daerah masih utuh. Vila tersebut kini kosong pasca-evakuasi.
Dalam dialog dengan warga, Kang Dedi menyoroti kerusakan masif di kawasan hulu Sungai Ciliwung. Ia menunjukkan bahwa banyak bangunan vila berdiri di tepi bahkan di atas aliran sungai, termasuk rumah Pak Lurah yang menyeberang kali. Sungai yang seharusnya bersih dan mengalir dari Telaga Warna kini dikelilingi oleh bangunan permanen dan instalasi MCK yang langsung mengarah ke sungai. Ia juga mencatat bahwa fenomena ini tak lepas dari lemahnya pengawasan tata ruang, dan mengungkap rencana menyurati Bupati Bogor untuk menindaklanjuti pembangunan liar di zona rawan.
Selain meninjau lokasi longsor, Gubernur Jawa Barat Kang Dedi juga sempat menyambangi warga yang tinggal puluhan tahun di kawasan tersebut tanpa memiliki rumah sendiri. Ia menyampaikan keprihatinannya atas kondisi sosial masyarakat lokal yang kian termarjinalkan oleh gempuran pembangunan vila-vila swasta. Dalam percakapan haru, warga mengungkap penghasilan hanya satu juta rupiah per bulan dari yayasan tempat mereka mengabdi, dan harus menumpang tinggal di rumah milik lembaga. Kang Dedi menutup kunjungan dengan harapan agar pemerintah daerah dan pusat serius menangani kerusakan lingkungan di hulu Ciliwung sebelum bencana lebih besar terjadi.
—–
Kondisi Jalan dan Longsor:
- Jalur Jubleg Sagaranten dilaporkan longsor parah, sebelumnya sempat longsor namun dibiarkan.
- Di Puncak, Cisarua, terjadi longsor yang menewaskan 2 orang dari keluarga pemilik vila.
- Perubahan Kawasan Hulu Ciliwung:
Hulu Sungai Ciliwung kini dipenuhi bangunan vila, rumah warga, dan pertanian plastik. - Daerah resapan air berubah fungsi, menyebabkan risiko longsor dan banjir meningkat.
- Banyak bangunan menyeberang sungai dan memanfaatkan bantaran kali..
Kondisi Warga dan Korban:
- Korban meninggal adalah keponakan pemilik vila (bukan warga lokal).
- Warga lokal (penjaga vila) mengalami luka serius dan sedang dirawat.
- Seorang warga yang telah tinggal 30 tahun di Cisarua tinggal di rumah yayasan, digaji Rp1 juta/bulan, dan hidup sederhana.
Faktor Penyebab dan Dampak Lingkungan:
- Longsor terjadi akibat hujan deras Sabtu sore hingga malam.
- Banjir juga terjadi di Pesantren Megamendung dan Tamansari, diduga akibat kerusakan di kawasan Gunung Salak.
- Menteri LHK menyatakan bahwa Jabar kehilangan 1,2 juta hektar lahan resapan.
Langkah Kang Dedi:
- Menyatakan akan menyurati Bupati untuk menindak bangunan di atas aliran sungai.
- Mengajak warga untuk kembali menjaga kelestarian hulu sungai dan lingkungan pegunungan.
- Memberi empati dan dukungan moril kepada warga terdampak.