INI PENJELASAN KRONOLOGI KELUARGA TERSANGKA | HARAPAN RT DAN KADES PASCA PERISTIWA
Pemerintah Provinsi Jawa Barat tengah berfokus membangun infrastruktur demi meningkatkan konektivitas antarwilayah, seperti proyek rekonstruksi jalan sepanjang 8,7 km dari Batas Kabupaten Bandung, Cianjur, hingga Cikadu yang sudah mencapai progres 12%. Di sisi lain, ketegangan sosial justru mencuat di Desa Tangkil, Sukabumi. Konflik bermula dari sebuah kegiatan keagamaan yang diselenggarakan oleh sekelompok warga pada malam Idul Adha 2025, tepatnya Sabtu malam, sehari setelah malam takbiran.
Kegiatan keagamaan yang dimaksud melibatkan kerumunan orang, sound system bervolume tinggi, dan kehadiran sekitar 17 mobil yang parkir di sekitar lokasi, tepat di depan rumah yang dijadikan tempat pelaksanaan acara. Warga mengaku awalnya tidak mengetahui bahwa acara tersebut bersifat keagamaan. Beberapa mengira itu hanya kegiatan sosial atau hiburan biasa. Namun karena berlangsung hingga dini hari, bahkan sampai subuh, suara musik dan keramaian menimbulkan keresahan di tengah masyarakat yang selama ini hidup berdampingan secara damai lintas keyakinan.
Pak RT dan sejumlah tokoh desa sempat melakukan teguran secara langsung kepada penyelenggara, termasuk kepada seorang tokoh bernama Pak Wedi. Namun, meski sudah diberi peringatan, kegiatan serupa disebut-sebut kembali berlangsung dan memicu kekecewaan masyarakat. Puncaknya terjadi pada Jumat, 27 Juni 2025, ketika warga yang merasa resah dan marah akhirnya bergerak secara spontan ke lokasi rumah yang dijadikan tempat ibadah tersebut. Dalam suasana emosional, terjadi perusakan terhadap bangunan rumah, meskipun secara hukum tempat tersebut tidak terdaftar sebagai rumah ibadah resmi.
Peristiwa tersebut memicu reaksi hukum. Beberapa warga Desa Tangkil ditahan atas dugaan perusakan, sementara suasana desa menjadi tegang. Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi (KDM) turun tangan memfasilitasi penyelesaian secara sosial, memberikan bantuan kepada keluarga terdampak, termasuk kebutuhan pokok dan pendampingan psikologis untuk anak-anak.
Pemerintah Desa dan tokoh masyarakat berharap agar pelapor, yakni pihak penyelenggara acara, mencabut laporan sebagai bagian dari upaya rekonsiliasi. Warga Tangkil menegaskan bahwa mereka bukan intoleran, namun hanya menginginkan ketertiban, kedamaian, dan rukun antarwarga kembali pulih sebagaimana sebelum kejadian.
—-
1. Proyek Infrastruktur:
- – Pekerjaan jalan di perbatasan Bandung–Cianjur (Kebon Muncang–Cikadu) capai 12% per 29 Juni 2025.
- – Libatkan 183 tenaga kerja dan dana Rp37,398 miliar dari APBD.
- – Panjang penanganan 8,7 km, gunakan hot mix.
2. Kronologi Konflik Desa Tangkil:
- – Kegiatan keagamaan Idul Adha gunakan sound system hingga subuh, menimbulkan keresahan warga.
- – Sebagian warga tidak tahu bahwa itu acara keagamaan, hanya mendengar suara bising.
- – Terjadi perusakan rumah yang dijadikan tempat ibadah.
3. Penanganan Konflik:
- – Mediasi dilakukan oleh RT, Kapolsek, MUI, Pemdes, namun belum ada titik temu.
- – Beberapa warga ditahan, istri mereka kehilangan tulang punggung keluarga.
- – Gubernur Jabar bantu secara sosial: bantuan pangan, jaminan penangguhan tahanan, dan fasilitasi psikolog anak.
4. Harapan Warga:
- – Ingin perdamaian sosial, tidak ingin konflik horizontal berlanjut.
- – Minta pencabutan laporan agar hidup rukun kembali.
- – Menolak stempel intoleran; menegaskan semangat Bhinneka Tunggal Ika telah dijaga selama 25 tahun.