SETELAH MENERIMA BANTUAN – WARGA SRIMUKTI BEKASI MINTA 75 BANGLI SEGERA DIBONGKAR

Purwakarta – Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi (KDM), menerima perwakilan warga Desa Nyalindung, Kabupaten Bandung Barat, di kediamannya di Purwakarta dalam rangka penyaluran bantuan pembangunan rumah bagi korban bencana banjir dan longsor. Dalam pertemuan yang turut dihadiri oleh Direktur Utama Bank BJB, Bupati Bandung Barat, perangkat desa, serta jajaran Dinas Perumahan dan Pemukiman Provinsi Jawa Barat, Kang Dedi menyampaikan komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk mendukung relokasi warga ke wilayah yang lebih aman dan layak huni. Bantuan diberikan melalui program CSR Bank BJB Peduli sebesar Rp40 juta per rumah dan akan ditambah Rp15 juta dari Pemerintah Kabupaten Bandung Barat.

Dalam sambutannya, Kang Dedi menegaskan bahwa pencairan bantuan hanya akan dilakukan setelah lahan relokasi tersedia secara resmi dan sah untuk dibangun. Upaya relokasi sempat menemui kendala akibat keterbatasan lahan desa dan sejumlah lokasi yang dinilai rawan bencana. Alternatif kemudian diarahkan ke lahan HGU milik PT Nyalindung yang berada di Desa Nyalindung, dengan luas sekitar 80 hektar. Gubernur meminta agar lahan tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal melalui kerja sama lintas instansi, guna menjawab kebutuhan mendesak masyarakat.

Selain fokus pada penanganan di Bandung Barat, Gubernur Jawa Barat juga menyampaikan bantuan kepada warga Desa Srimukti, Kabupaten Bekasi, yang terdampak pembongkaran bangunan liar di sepanjang bantaran sungai. Penataan kawasan tersebut merupakan bagian dari program penanggulangan banjir dan pemulihan fungsi lingkungan. Sebanyak 65 warga menerima bantuan senilai Rp10 juta sebagai bentuk kepedulian Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui CSR Bank BJB. Kang Dedi menegaskan bahwa bantuan diberikan bukan untuk membenarkan pelanggaran hukum, melainkan sebagai dukungan kemanusiaan atas kesulitan yang dihadapi warga akibat penertiban.

Melalui langkah ini, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan solusi berkeadilan bagi masyarakat terdampak bencana maupun penataan lingkungan. Pendekatan yang dilakukan tidak hanya berbasis pada ketegasan kebijakan, tetapi juga mengedepankan aspek kemanusiaan dan keberpihakan pada rakyat kecil. Gubernur berharap kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat dapat terus diperkuat untuk mewujudkan tatanan wilayah yang aman, tertib, dan berkelanjutan.

Bantuan untuk Korban Banjir di Desa Nyalindung:

  • * Bantuan rumah senilai Rp40 juta dari CSR Bank BJB diberikan kepada 30 warga terdampak banjir.
  • * Pemkab Bandung Barat berkomitmen menambah Rp15 juta, total menjadi Rp55 juta per rumah.
  • * Uang bantuan belum bisa dicairkan sebelum lokasi pembangunan ditentukan dan disetujui.
  • * Gambar rumah akan disiapkan agar bangunan seragam, tetapi pembangunan dilakukan oleh warga sendiri.

Permasalahan Lokasi Relokasi:

  • * Lahan desa sempat disurvei tapi tidak layak: rawan bencana atau terlalu jauh.
  • * Lokasi di Cirawa seluas 4 hektar tersedia, namun warga tetap ingin tinggal di Desa Nyalindung.
  • * PT Nyalindung memiliki 80 hektar HGU di desa tersebut. Pemprov dan Pemkab akan mengupayakan negosiasi tukar pakai lahan untuk rumah, kantor desa, dan fasilitas umum.

Pernyataan Kang Dedi Mulyadi:

  • * Bantuan hanya diberikan jika lahan tersedia, untuk menghindari penyalahgunaan dana.
  • * Menyindir warga agar bantuan tidak digunakan untuk konsumsi atau pernikahan.
  • * Menekankan bahwa bantuan ini adalah bentuk keberpihakan kepada warga yang kesulitan, bukan pembenaran terhadap pembangunan di lokasi ilegal seperti bantaran sungai.

Penataan Bekasi dan Bongkar Bangli:

  • * Kang Dedi Mulyadi menyampaikan bahwa penanganan banjir di Bekasi dimulai dari pengembalian fungsi sungai, saluran air, dan pasar.
  • * Warga yang terdampak pembongkaran bangunan liar (Bangli) di Desa Srimukti, Kabupaten Bekasi juga menerima bantuan Rp10 juta per rumah dari Bank BJB Peduli.
  • * Jumlah rumah terbongkar mencapai 70 unit; 65 warga telah menerima bantuan.
  • * Kang Dedi menyampaikan bahwa pemimpin harus berani mengambil sikap tegas meski tidak populer, demi menyelamatkan daerah dari banjir dan kerusakan lingkungan.

Pendekatan Kemanusiaan dan Tegas:

  • * Bantuan CSR ditujukan untuk meringankan warga terdampak, bukan mendukung pelanggaran hukum.
  • * Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi menampilkan sisi pemimpin yang tegas namun empatik, menghindari sikap populis yang hanya menyenangkan rakyat tanpa menyelesaikan akar masalah.
  • * Mengajak semua pihak untuk menyelesaikan persoalan secara gotong royong dan profesional.