WARGA MENGELUH PENGUASAAN LAHAN TIDAK MERATA | PEDAGANG BAHAGIA KDM TEPATI JANJI

Subang, Jawa Barat –  Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi (KDM) berdialog langsung dengan para pedagang sembako, kopi, kerupuk, dan nanas, sebagian besar adalah perempuan yang menjadi kepala keluarga atau janda. Mereka mengungkapkan pendapatan yang fluktuatif mulai dari Rp50 ribu hingga Rp1 juta per hari, tergantung kondisi cuaca dan juga ramai atau sepinya pembeli. Banyak yang harus menanggung anak-anak yang masih sekolah, bahkan membayar sekolah di SMK swasta karena kondisi ekonomi. KDM merespons dengan bantuan konkret, seperti beasiswa untuk anak SMK dan SD, serta menghubungkan mereka ke program bantuan Bupati.

Tak hanya itu, Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi (KDM) menyoroti ketimpangan dalam pengelolaan lahan PTPN, khususnya di kawasan perkebunan nanas dan teh di Curug Grendeng, Buni Hayu, dan Ciater. Ia mengkritik ketidakadilan distribusi tanah garapan, di mana warga kecil tidak kebagian, sementara yang memiliki pengaruh justru mendapat lahan luas. KDM berkomitmen melakukan pemerataan hak garapan secara transparan, agar setiap keluarga memiliki bagian yang adil tanpa menumpuk kekuasaan pada segelintir elit.

Sebagai bentuk awal, kompensasi sebesar Rp5 juta tahap pertama dan Rp5 juta tahap kedua diberikan kepada pedagang nanas yang tempat usahanya terdampak penataan. Bantuan tambahan berupa beras, minyak, dan sembako juga disiapkan melalui Baznas dan program sosial lainnya. KDM juga menyatakan bahwa kawasan Ciater akan kembali dijadikan destinasi wisata unggulan, dengan penataan kebersihan, lampu PJU, dan kebun produktif berbasis masyarakat.

Peningkatan Infrastruktur:

  • – Ruas jalan provinsi Muhammadha–Parung Panjang–Bunar sedang direkonstruksi.
  • – Direspon positif oleh warga, disebut “semulus jalan menuju kebahagiaan”.

Interaksi dengan Pedagang Kecil:

  • – Banyak pedagang wanita, termasuk janda, menjual sembako, kopi, nanas, kerupuk di pinggir jalan.
  • – Penghasilan harian fluktuatif: Rp50 ribu–Rp1 juta, tergantung hari dan cuaca.
  • – Anak-anak mereka masih sekolah, sebagian di SMK swasta yang membutuhkan biaya.

Bantuan Sosial dan Pendidikan:

  • – KDM menjanjikan beasiswa dan bantuan perlengkapan sekolah untuk anak-anak pedagang.
  • – Ibu-ibu pedagang akan didaftarkan ke program bantuan Bupati dan Baznas.

Ketimpangan Pengelolaan Lahan:

  • – Lahan kebun nanas dan teh milik PTPN dikelola secara timpang.
  • – Warga kecil sulit mendapat lahan garapan, sementara tokoh kuat menguasai lahan garapan yang luas.
  • – KDM berkomitmen melakukan pemerataan lahan garapan secara adil dan terbuka.

Kompensasi Pedagang Terdampak:

  • – Pedagang nanas yang lapaknya dibongkar akan menerima Rp5 juta (tahap pertama) dan Rp5 juta (tahap kedua).
  • – Juga disiapkan sembako seperti beras dan minyak.

Revitalisasi Wisata Ciater:

  • – Penataan Ciater sebagai wisata bersih dan rapi.
  • – Jalan akan dipasangi lampu PJU, kebun dikembalikan menjadi hijau, dan bangunan liar akan ditertibkan.

Kritik Tambang Ilegal:

  • – KDM menolak tambang pasir/batu yang merusak lingkungan dan infrastruktur jalan.
  • – Menyebut tambang membuat Ciater sepi karena rusaknya estetika dan akses wisata.

Solusi Jangka Panjang:

  • – Program revitalisasi kebun teh dan nanas akan diberi bantuan bibit, pupuk, hingga modal oleh Pemprov.
  • – Setelah panen, warga akan dibiarkan mengelola sendiri secara mandiri.