HADIRI PEMBANGUNAN PABRIK BARU PUPUK KUJANG | INI PESAN KDM

KARAWANG – Dedi Mulyadi (KDM), yang dalam video tersebut menyapa sebagai Gubernur Jawa Barat, menghadiri acara peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan pabrik baru NPK Nitrat milik PT Pupuk Kujang di Cikampek, Jawa Barat. Pabrik ini diproyeksikan menjadi pabrik NPK Nitrat pertama di Indonesia dengan kapasitas produksi mencapai 100.000 metrik ton per tahun.

Kehadiran KDM dalam acara tersebut bukan sekadar seremoni, melainkan membawa pesan kuat mengenai kemandirian pangan, pemulihan ekosistem tanah, serta penghormatan terhadap peran vital petani dalam menjaga stabilitas wilayah.

Filosofi “Kujang” dan Kemandirian Pertanian

Dalam sambutannya, KDM memaknai nama “Pupuk Kujang” dengan filosofi Sunda yang mendalam. Menurutnya, keberhasilan pertanian harus berawal dari “dikukung ku jaring” atau dikukung oleh diri sendiri sebuah analogi kemandirian.

“Pupuk Kujang itu artinya kemandirian pertanian. Menggunakan bahan baku dalam negeri, dikelola oleh tenaga ahli dalam negeri, dan pabriknya ada di dalam negeri. Kalau untung, jangan jalan-jalan ke luar negeri, investasikan kembali di dalam negeri,” tegas KDM di hadapan jajaran pimpinan Pupuk Indonesia dan Danantara.

Petani sebagai Penjaga Gawang Mitigasi Bencana

Dedi Mulyadi menekankan bahwa peran petani jauh lebih besar daripada sekadar penyedia pangan. Petani adalah pengendali wilayah yang mencegah terjadinya bencana besar seperti banjir dan longsor di Jawa Barat.

Ia membayangkan jika kawasan lumbung padi seperti Bekasi, Karawang, Subang, Indramayu, dan Cirebon kehilangan sawahnya, maka nilai recovery atau pemulihan akibat bencana banjir akan jauh lebih mahal dibandingkan keuntungan dari sektor lain. Oleh karena itu, KDM menegaskan kebijakan untuk menghentikan pembangunan yang mengalihfungsikan areal sawah dan hutan lindung.

“Petani bukan hanya memproduksi pangan, tetapi mereka telah mampu mengendalikan sebuah wilayah dari bencana. Kebijakan saya menghentikan pembangunan di areal sawah adalah keberpihakan pada seluruh rakyat agar bebas dari banjir dan longsor,” ujarnya.

Kritik terhadap Tanah yang “Mati” dan Hilangnya Ekosistem

Salah satu poin krusial yang disampaikan KDM adalah mengenai kondisi tanah pertanian saat ini yang dinilainya mulai kehilangan kapasitas produksi akibat ketergantungan pada pestisida dan pupuk kimia. Ia menyoroti hilangnya siklus alami di sawah, di mana dulu petani memiliki ternak (bebek, ayam, sapi) yang kotorannya menjadi pupuk alami (kompos).

KDM mendorong Pupuk Kujang untuk memproduksi formulasi pupuk yang tidak hanya mengejar kuantitas hasil panen, tetapi juga mampu menumbuhkan kembali mikroorganisme dan kesuburan tanah.

“Hari ini sawahnya adalah sawah kering yang tergantung pada pestisida. Ekosistemnya hilang. Harapan kita, Pupuk Kujang bisa memproduksi pupuk organik untuk membangun kembali mikroorganisme di sawah masyarakat,” kata KDM.

Revitalisasi Sistem Pengairan dan Jaringan PPL

Nostalgia masa kepemimpinan era Orde Baru juga diangkat oleh KDM, di mana saat itu sistem Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan “Mitra Cai” (penjaga pintu air) berjalan sangat efektif. Ia mengkritik fenomena saat ini di mana petugas sering kali hanya datang ke sawah untuk berfoto sebagai laporan formalitas, namun pengurusan saluran air di lapangan terabaikan karena petugasnya sudah lanjut usia.

KDM berharap pembangunan pabrik baru ini menjadi titik balik bagi industri pupuk untuk bisa melipatgandakan produk pertanian dengan kualitas yang lebih baik, melebihi pencapaian masa lalu, apalagi dengan adanya dukungan manajemen holding seperti Danantara.

Acara diakhiri dengan penekanan tombol sirene secara simbolis sebagai tanda dimulainya pembangunan pabrik NPK Nitrat Nitroku yang ditargetkan mulai beroperasi komersial pada 12 Agustus 2027 dengan nilai investasi sekitar Rp 690 miliar.

sumber : https://www.youtube.com/watch?v=IRVHFET2irM