TERBANG KE SUMUT – DI BANDARA BERTEMU BUPATI TAPTENG | KDM DIBURU EMAK2 DAN BOCIL DI BANDARA

Kang Dedi Mulyadi (KDM), memulai misi kemanusiaan ke Sumatera Utara untuk menyalurkan bantuan logistik kepada korban bencana alam. Dalam kunjungannya, KDM menggunakan dua pesawat charter jenis Caravan, di mana setiap pesawat membawa sekitar satu ton barang bantuan.

Misi ini dikoordinasikan secara langsung dengan jajaran TNI Angkatan Udara (TNI AU) setelah KDM tiba di Bandara Pinangsori, Sibolga. Bantuan direncanakan akan didistribusikan ke daerah-daerah yang paling parah terdampak, termasuk Pandan dan Sorkam, dengan menggunakan helikopter. Adapun rencana perjalanan ke Aceh ditunda ke hari berikutnya karena kondisi landasan pacu di bandara tujuan masih dalam proses pembersihan.

Setibanya di Sumatera Utara, Kang Dedi Mulyadi berkesempatan bertemu dengan Bupati Tapanuli Tengah (Tapteng). Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas parahnya kerusakan lingkungan yang terjadi di wilayah tersebut. KDM menyoroti kondisi tutupan hutan yang hanya tersisa sekitar 20% serta adanya bekas galian yang diduga merupakan aktivitas penambangan emas, yang dilihatnya dari udara sebagai faktor pemicu potensi bencana.

Sorotan Tata Ruang dan Penanganan Banjir Bandung
Di sela-sela kegiatannya, KDM juga menanggapi isu bencana banjir yang melanda Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Ia memastikan tim Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah bergerak cepat mendistribusikan bantuan sembako dan makan siang. Lebih lanjut, KDM mengemukakan empat langkah strategis dan jangka panjang yang harus segera dilakukan untuk menuntaskan masalah banjir di Bandung:

1. Reboisasi: Mengembalikan fungsi areal perbukitan di kawasan Cibidai dan Pangalengan dari kebun sayur menjadi kebun teh atau tanaman keras.
2. Normalisasi Sungai: Memperlebar aliran sungai dan membongkar bangunan yang berdiri di bantaran sungai.
3. Resapan Air: Menciptakan danau-danu atau kanal-kanal untuk daerah resapan air.
4. Infrastruktur dan Tata Ruang: Membangun bendungan di Kertasari dan menata ulang tata ruang, tidak menguruk daerah rawa atau danau untuk pembangunan perumahan.

Secara kultural, KDM juga sempat mengapresiasi Bandara Minangkabau yang dinilainya sukses mempertahankan arsitektur Rumah Gadang sebagai ikon budaya yang kuat. Sementara itu, sepanjang perjalanannya, Kang Dedi Mulyadi menjadi pusat perhatian masyarakat dan disambut antusias oleh ibu-ibu dan anak-anak di bandara yang ingin berfoto bersama.

sumber : https://www.youtube.com/watch?v=R8_i1nBDkoM