RESMIKAN KAWASAN PABRIK GARUDA FOOD | KDM MINTA PEDAGANG MAKANAN DI DALAM KAWASAN

SUMEDANG – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (KDM) meresmikan kawasan pabrik dan pergudangan terbesar Garuda Food di Sumedang. Dalam sambutannya, KDM tidak hanya memuji potensi industri makanan ringan sebagai bisnis paling menguntungkan, tetapi juga melontarkan kritik keras terhadap mentalitas pengusaha Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang masih “mendramatisir kemiskinan” demi menghindari pajak.

KDM menawarkan solusi komprehensif untuk menciptakan keadilan ekonomi di sekitar kawasan industri: Pemprov Jabar akan membangun kantin gratis di dalam kawasan pabrik dan membebaskan para pedagang dari pajak, asalkan mereka menjual makanan dengan harga yang sangat murah bagi karyawan.

Memerangi Mental “Orang Miskin”

KDM memulai kritiknya dengan menyoroti praktik pedagang kecil yang sebenarnya telah sukses namun tetap ingin diakui sebagai kalangan miskin. Menurutnya, perilaku ini dilakukan demi menghindari kewajiban pajak dan mendapat subsidi.

“Kita jujur ya, sudah menjadi pedagang besar, harga baksonya Rp 25.000 per porsi, ya kan, tapi masih pakai LPG 3 kg. Itu haknya orang lain,” tegas KDM.

Ia menceritakan pengalamannya mendorong seorang pedagang sate yang omzetnya mencapai Rp 1,2 miliar per bulan untuk berhenti menggunakan LPG 3 kg dan segera membangun fasilitas yang layak bagi pembeli.

“Saya kasih tahu lagi toiletnya harus bersih, pintu toiletnya harus yang bagus, toiletnya harus yang mahal… Karena hak pembeli yang kamu harus berikan,” ujarnya.

KDM menegaskan bahwa banyak pedagang menghindari pajak dengan cara pura-pura warungnya terlihat jelek, padahal anak-anak mereka sudah menggunakan mobil mewah.

Gagasan Kantin Tanpa Pajak untuk Keadilan Harga

Untuk menertibkan pedagang kaki lima di sekitar kawasan pabrik, KDM menawarkan solusi keadilan ekonomi yang inovatif.
1.Membangun Kantin: Pemprov Jawa Barat menyatakan kesediaan untuk membangun kantin di dalam kawasan pabrik Garuda Food.
2. Bebas Pajak: UMKM yang mengisi kantin tersebut akan dibebaskan dari pungutan pajak dan sewa.
3. Kewajiban Harga Murah: Sebagai imbalannya, para pedagang diwajibkan menjual makanan dengan harga yang murah bagi para karyawan, karena seluruh komponen biaya mereka sudah dibayarkan oleh pengelola dan Pemprov.

KDM berharap inisiatif ini tidak hanya memberikan tempat yang layak bagi pedagang dan karyawan, tetapi juga mendorong pemimpin daerah lain untuk berani menertibkan trotoar dan kawasan industri.

Integrasi Pertanian Lokal dan Industri

Menyadari bahwa industri makanan ringan (snack, permen, kopi sachet) adalah bisnis dengan perputaran uang terbesar setiap hari, KDM mendesak Garuda Food untuk mengintegrasikan bisnisnya dengan rantai pasok lokal Jawa Barat.

1. Kacang/Suuk: Ia menyoroti kesulitan petani untuk menjual kacang (suuk) ke pabrik, yang membuat petani lebih memilih menanam padi karena gabah lebih mudah dijual. KDM meminta pemerintah bertindak sebagai regulator untuk menghubungkan petani dengan pembeli besar.
2. Susu: KDM mengungkapkan bahwa Jawa Barat baru menyuplai 30% kebutuhan susu pabrik, sementara 70% sisanya masih dipasok dari luar. Ia mendesak Garuda Food meningkatkan pasokan lokal dan meminta Bank Jabar menyiapkan kredit untuk usaha tani bagi peternak lokal.

Revolusi Tahu Sumedang dan Pengentasan Kemiskinan

KDM juga menantang Bupati Sumedang untuk serius melakukan branding terhadap produk lokal unggulan, yaitu Tahu Sumedang, yang ia sebut sebagai “pusat pengetahuan”.

“Coba Bapak ciptain Brand Ambassador Tahu Sumedang,” usul KDM.

Ia menjanjikan Pemprov siap membangunkan tempat berjualan yang rapi agar penjual tahu bisa “naik kelas,” bahkan mengusulkan penjual tahu menggunakan kebaya dan sanggul agar terlihat tertata.

Selain itu, KDM memaparkan strategi pengentasan kemiskinan yang telah ia terapkan di kawasan lain: memberdayakan warga miskin untuk menggarap lahan tidur PTPN (Perkebunan Nusantara), membayar mereka Rp 50.000 per hari untuk menanam dan merawat, namun hasil panen dan pohon yang ditanam sepenuhnya menjadi hak milik warga tersebut.

KDM menutup sambutannya dengan menekankan bahwa Jawa Barat (54 juta penduduk) adalah pasar terbesar dan paling konsumtif di Indonesia, menjamin industri akan terus berkembang di sini.

sumber : https://www.youtube.com/watch?v=1sNsJ2GTl2Q