14 DESEMBER 2025 DILUNCURKAN | KILAT PADJAJARAN SEGERA DIRANCANG | KDM TEKEN MOU DENGAN KAI
PURWAKARTA – Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) yang dipimpin Gubernur Dedi Mulyadi (KDM) secara resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) pada Senin (25/11/2025), disaksikan oleh Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub) dan para kepala daerah di Jawa Barat. Kesepakatan ini menjadi landasan bagi pengembangan masif infrastruktur perkeretaapian di Jabar yang menargetkan konektivitas cepat dan terintegrasi, termasuk ambisi besar proyek “Kilat Padjadjaran” dan peluncuran kereta wisata “Jaka Lalana.”
KDM menegaskan bahwa kembalinya peran kereta api adalah upaya mengembalikan peradaban transportasi terbaik di Jawa Barat yang ramah lingkungan dan mampu menjangkau berbagai wilayah tanpa merusak jaringan tanah.
Kilat Padjadjaran: Mimpi Bandung-Gambir 1,5 Jam, Daerah Diminta Ikut Investasi
Proyek paling ambisius dari kerja sama ini adalah rencana pengembangan kereta api cepat konvensional Kilat Padjadjaran, yang ditargetkan mampu memangkas waktu tempuh dari Stasiun Gambir, Jakarta, hingga Kota Bandung menjadi hanya 1,5 jam. KDM bahkan optimis waktu tempuh tersebut dapat dipersingkat lagi menjadi 1 jam, meskipun hal ini masih memerlukan kajian lebih lanjut.
Direktur Utama PT KAI melaporkan bahwa studi untuk proyek Kilat Padjadjaran akan dimulai pada awal tahun 2026.
Anggaran dan Waktu Pengerjaan:
Proyek ini diperkirakan membutuhkan investasi sebesar Rp 8 triliun. KDM mengungkapkan, Pemprov Jabar telah menyusun rencana pembiayaan yang akan disalurkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Jawa Barat senilai Rp 2 triliun per tahun, dimulai dari tahun 2027 hingga 2030. Total waktu pengerjaan diperkirakan selama 4 tahun.
Ekspansi ke Timur Jawa Barat:
Tidak hanya Bandung-Jakarta, Kilat Padjadjaran juga akan menghubungkan Kota Bandung hingga Banjar, melalui Garut dan Tasikmalaya. Dengan proyek ini, waktu tempuh total dari Jakarta hingga Banjar ditargetkan hanya 3 jam.
Syarat Berhenti di Daerah:
KDM secara tegas membuat aturan main terkait proyek ini. Ia mewajibkan kabupaten/kota yang ingin keretanya berhenti di wilayah mereka (misalnya di Stasiun Rajapolah, Tasikmalaya) untuk ikut berinvestasi dalam pembangunan jalur nyaman Kilat Padjadjaran.
“Kabupaten yang tidak ikut investasi dalam pembangunan jalur kereta nyaman Kilat Padjadjaran tidak berhenti di situ keretanya. Lewat. Sampai Bandung saja cukup,” tegas KDM.
Kereta Wisata dan Gerbong Khusus Pertanian Meluncur Akhir 2025
Selain proyek jangka panjang, kerja sama ini juga menghasilkan peluncuran dua layanan penting dalam waktu dekat:
1. Kereta Wisata Jaka Lalana
Kereta wisata dengan nama “Jaka Lalana” (berarti: laki-laki yang suka mengembara) telah siap dan mendapat sertifikasi kelayakan.
-Peluncuran: Direncanakan pada Minggu, 14 Desember 2025.
-Rute: Jakarta–Bogor–Sukabumi–Cianjur, yang ditujukan untuk mendorong wisatawan Jakarta berlibur ke Cianjur dan sekitarnya.
2. Kereta Tani Mukti
Untuk mendukung distribusi logistik dan hasil pertanian, KAI juga menyiapkan gerbong khusus pengangkut hasil pertanian dan perdagangan.
-Nama: Kereta Tani Mukti.
-Rute: Menghubungkan daerah produksi seperti Cirebon dan Tasikmalaya ke Jakarta.
-Target Operasi: Triwulan I tahun 2026 (sekitar Januari).
Revitalisasi Stasiun dan Ekspansi Jaringan KRL
MoU ini juga mencakup revitalisasi aset KAI dan ekspansi jaringan transportasi publik di kawasan aglomerasi:
1. Revitalisasi Stasiun: Stasiun Bandung akan dikembalikan ke bentuk asalnya, dengan area parkir dipindahkan dan dikelola langsung oleh Direktur Keuangan KAI untuk menjamin kelancaran dana. Revitalisasi juga akan dilakukan di Stasiun Gede Bage dan kantor lama KAI (Vila Maria) yang dibangun sejak 1810, termasuk menghidupkan kembali terowongan dan bunker yang tidak terpakai.
2. KRL Padalarang-Cicalengka: Rute ini akan dikembangkan dengan teknologi modern BMU (Battery Electric Multiple Unit). Penggunaan teknologi baterai ini penting untuk menghindari rekonstruksi jembatan-jembatan pendek, seperti di Pasir Kaliki, sehingga mempercepat proyek.
3. KRL Nambo-Citayam: Rekayasa operasi rute ini ditargetkan rampung pada Kuartal I atau Kuartal II 2026, dengan peningkatan frekuensi keberangkatan menjadi 15-30 menit (saat ini 1 jam).
KDM juga mengusulkan perluasan jaringan KRL yang menghubungkan Bogor–Tangerang–Bekasi hingga ke Karawang.
Menutup acara penandatanganan, KDM mengajak semua pihak mendoakan agar Pemda Jawa Barat dan PT KAI berjodoh, serta semua cita-cita besar yang menelan biaya besar ini dapat terwujud.
sumber : https://www.youtube.com/watch?v=qtGIrmm-_iU



