INI PESAN KDM SAAT MILAD MUHAMMADIYAH | HUJAN BONUS DAN BEASISWA
BANDUNG – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (KDM) menghadiri Milad Muhammadiyah di Kota Bandung dan menyampaikan apresiasi tinggi terhadap organisasi tersebut sebagai model kemajuan bangsa. KDM mengumumkan “hujan bonus” bagi pengisi acara dan meluncurkan beasiswa, dan juga sebagai Gubernur Jawa Barat, KDM menegaskan bahwa kebijakan sosial Pemprov Jabar saat ini adalah upaya mencegah kemaksiatan yang diakibatkan oleh budaya konsumtif dan jeratan rentenir.
Dalam sambutannya, KDM memuji Muhammadiyah karena memiliki identitas yang kuat:
“Ciri dari pemimpin Muhammadiyah itu satu: yayasannya besar, rumah sakitnya mewah, tapi pemimpinnya sederhana,” ujar KDM.
Hujan Beasiswa dan Bonus: Ganjaran untuk Talenta Lokal
Sebagai ungkapan rasa terima kasih dan personal connection, mengingat Universitas Muhammadiyah adalah lembaga pendidikan pertama yang mengundangnya berbicara sebelum ia menjabat, KDM mengumumkan berbagai program dukungan:
– Beasiswa S1 Keluarga Muhammadiyah: KDM menjanjikan 40 beasiswa S1 gratis bagi keluarga besar Muhammadiyah mulai tahun 2026, yang seluruh biayanya ditanggung oleh Gubernur Jawa Barat.
– Beasiswa S2 Pembaca Al-Qur’an: KDM memberikan beasiswa pendidikan hingga jenjang S2 gratis kepada pembaca ayat suci Al-Qur’an yang tampil dalam acara tersebut.
– Bonus Kesenian:
– Kelompok paduan suara diberikan bonus sebesar Rp 25 juta.
– Kelompok tari (tarih) diberikan bonus sebesar Rp 50 juta.
Muhammadiyah sebagai Model Sistem yang Mapan
KDM menyoroti dua kekuatan utama Muhammadiyah yang patut ditiru oleh penyelenggara negara dan politisi:
– Kekuatan Moralitas: Para tokoh Muhammadiyah dinilai menjunjung tinggi kejujuran, kebenaran, dan bersahaja dalam bersikap. Mereka menghindari perdebatan yang bersifat hilafiah (perbedaan pendapat yang sifatnya remeh-temeh) dan lebih fokus pada aspek ekonomi kerakyatan dan kebangsaan.
– Kemapanan Sistem: KDM memuji Muhammadiyah sebagai organisasi modern dengan manajemen kelembagaan yang profesional. Pergantian kepemimpinan tidak memengaruhi manajerial, karena sistemnya sudah mapan.
KDM menekankan bahwa kemapanan sistem ini harus menjadi bahan dasar bagi politisi untuk mewariskan sistem politik yang baik, di mana pembangunan tidak tergantung pada siapa yang memimpin (perorangan), tetapi pada sistem yang sudah diwariskan.
Perang Terhadap Budaya “Asal Sohor” dan Rentenir
KDM mengungkapkan keprihatinannya yang mendalam terhadap masalah sosial di Jawa Barat, di mana ia setiap hari didatangi warga yang ditagih oleh Bank Emok atau bank keliling (rentenir).
Akar masalahnya, menurut KDM, adalah pola hidup Kajen Teuing Tekor Asal Sohor (Tidak peduli rugi asalkan terkenal/gengsi). Kebiasaan ini mendorong masyarakat berutang besar untuk urusan yang bersifat seremonial atau konsumtif, seperti hajat pernikahan atau membeli HP baru.
KDM menegaskan bahwa kebijakan sosialnya, seperti membebaskan biaya rumah sakit, sekolah, hingga menalangi utang yang disebabkan oleh biaya kesehatan, adalah upaya nyata mencegah kemaksiatan.
“Bagi saya, mencegah kemaksiatan adalah dengan upaya mencegah mereka dari upaya menggelincirkan diri dari kemaksiatan,” tegas KDM.
Jika negara tidak hadir, masyarakat akan jatuh ke tangan rentenir, yang pada akhirnya akan membuat rumah, aset, bahkan kehormatan diri dan keluarga mereka terjual.
Empat Tugas Pokok Negara
KDM menyimpulkan bahwa tugas negara untuk menciptakan masyarakat mandiri, yang tidak hanya “disuapi,” hanya ada tiga hal utama, ditambah satu aspek vital:
1. Menjamin pendidikan gratis.
2. Menjamin kesehatan gratis.
3. Memberikan sarana prasarana perumahan.
4. Menjamin keamanan.
Pesan Penutup KDM: Doa Kesejahteraan dan Kesuksesan
Menutup sambutannya, KDM menyampaikan harapan agar keteladanan Muhammadiyah dapat terus hidup dalam seluruh aspek kehidupan, tidak hanya di majelis pengajian, tetapi juga di majelis keilmuan, rumah sakit, lembaga pembelajaran, hingga dunia ekonomi dan perdagangan.
sumber : https://www.youtube.com/watch?v=FLWQaaqpBnk



