INI PESAN KDM UNTUK ORANG TUA PESERTA PENDIDIKAN BARAK PANCA WALUYA

JAKARTA – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (KDM) menyerahkan anak-anak peserta didik Pendidikan Barak Panca Waluya, program pembentukan karakter yang bekerja sama dengan Korps Marinir TNI AL, kembali ke pangkuan orang tua mereka. Namun, alih-alih hanya berpidato penyambutan, KDM justru menyampaikan kritik keras yang menyentak langsung ke peran orang tua.

Dalam acara yang dihadiri oleh petinggi Marinir dan jajaran Pemprov Jabar tersebut, KDM menyatakan bahwa perilaku istimewa (menyimpang) yang dimiliki anak-anak seperti membawa celurit, mengonsumsi miras, atau merokok bukan murni karena faktor anak, tetapi juga disebabkan oleh faktor orang tua.

Kritik KDM: Ibu Sibuk HP, Ayah Takut Menegur

KDM menegaskan bahwa orang tua seringkali gagal menjalankan peran mendidik karena “salah dalam mendidik anaknya sejak dini”.

Pesan untuk Para Ibu: KDM mengkritik ibu yang ingin “asik dalam dunianya sendiri” sehingga membiarkan anak balita diberikan telepon genggam. Perilaku ini menghilangkan ikatan emosional yang seharusnya dibangun dari proses menyusui, mengajarkan bicara, dan berjalan. KDM meminta para ibu kembali pada jati diri mereka:

“Berilah makanan yang dibuat oleh ibu untuk anak-anaknya. Karena dalam tangan ibulah doa dibuatkan. Selama ibu menanak nasi, maka selama itulah doa terpancar dari seorang ibu,” tegasnya.

Pesan untuk Para Ayah: KDM meminta ayah untuk membangun jati diri sebagai kepala keluarga sejak anak kecil. Ayah tidak boleh takut menegur, bahkan memukul dalam skala kecil, apabila anak berperilaku menyimpang. Kritik terberat KDM ditujukan pada ayah yang membela anak di sekolah dan melawan guru, suatu tindakan yang dianggapnya menjerumuskan anak pada keburukan.

Komitmen Keluarga Kunci Negara Kuat

KDM mengingatkan bahwa anak-anak yang telah ditempa di Marinir selama sebulan secara gratis (biaya ditanggung Pemprov Jabar) akan kembali pada perilaku awal jika sistem di rumah dan lingkungan buruk.

Ia menekankan prinsip konsistensi: jika melarang anak merokok atau main HP, orang tua juga harus menghindari hal yang sama di depan anak.

KDM menyimpulkan bahwa negara yang kuat hanya lahir dari tiga pilar: Rama (Keluarga yang kokoh), Resi (Guru yang linuhung), dan Prabu (Pemimpin yang sejati).

Di akhir pidatonya, KDM kembali memberikan pesan mendalam kepada ibu, bahwa ketulusan jauh lebih penting dari kepandaian. Ia mencontohkan pengorbanan pribadinya untuk menjadi “duda bahagia” demi kepentingan anak-anaknya. Ia berharap para peserta Panca Waluya yang kini telah menjadi “Satria Panca Waluya” dapat kembali ke sekolah dan membangun masa depan dengan baik.