KDM Bingung Hadapi Konsultan Pengawas Jalan | Pekerja Proyek Upahnya 80 Ribu Sehari
Dalam sebuah inspeksi mendadak (sidak) di lokasi proyek perbaikan jalan, Kang Dedi Mulyadi (KDM) menemukan serangkaian masalah serius yang menyoroti carut-marut pelaksanaan proyek. Mencakup ketidaksesuaian upah pekerja hingga konsultan pengawas yang tidak kompeten.
Temuan utama dalam sidak tersebut adalah upah pekerja yang sangat rendah. KDM menemukan bahwa seorang operator alat berat menerima upah harian sebesar Rp80.000 . Angka ini sangat kontras dengan standar dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) proyek yang seharusnya sekira Rp180.000 sampa Rp220.000 . Setelah melakukan pengecekan, KDM mengungkapkan bahwa upah standar untuk operator ahli seharusnya berada di kisaran Rp180.000 hingga Rp220.000 per hari.
Ia mengancam akan memasukkan kontraktor yang membayar upah rendah atau di bawah standar ke dalam daftar hitam (blacklist).
Selain masalah upah, KDM juga menyoroti kinerja konsultan pengawas yang bertugas. Pengawas tersebut tampak kebingungan saat ditanyai detail dasar proyek, seperti siapa pimpinan perusahaan kontraktor, dan bahkan tidak membawa alat ukur saat sidak. Yang lebih mengejutkan, terungkap bahwa konsultan pengawas tersebut memiliki latar belakang pendidikan Elektro, bukan Teknik Sipil yang relevan dengan pekerjaan konstruksi jalan.
Dari segi kualitas, inspeksi ini juga menemukan masalah pengerjaan. Ditemukan ketebalan aspal yang tidak merata, di mana beberapa titik hanya memiliki ketebalan 3 cm, padahal target ketebalan padat adalah 5 cm. KDM juga mengkritik pengerjaan yang sebelumnya dilakukan pada malam hari saat hujan, yang mengakibatkan kualitas buruk sehingga harus dibongkar ulang.
KDM menekankan pentingnya kepatuhan terhadap regulasi dan pengerjaan proyek yang harus diselesaikan sesuai RAB untuk memastikan anggaran publik dikelola dengan benar.



