SUMBER MATA AIR PIPA 1 ALAMI LONGSOR | AIR SUNGAI MENGALIR DENGAN JERNIH

SUBANG — Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (KDM) kembali menyambangi kawasan pabrik air mineral di Subang untuk meninjau secara langsung berbagai masalah, mulai dari logistik pengangkutan yang merusak jalan, kontroversi sumber air, hingga ancaman bencana longsor di sekitar sumber mata air.

Dalam kunjungannya yang didampingi pejabat terkait, KDM mengambil dua kebijakan tegas: mereformasi total sistem angkutan logistik pabrik di seluruh Jawa Barat dan menelusuri perbedaan narasi antara iklan perusahaan dengan fakta di lapangan. KDM juga menyoroti kondisi Sumber Mata Air Pipa 1 yang ternyata sudah lama tidak digunakan karena mengalami longsor.

Reformasi Logistik: Menuntut Keadilan Ekonomi Kerakyatan

KDM mengawali kunjungannya dengan menyoroti truk-truk pengangkut air mineral yang beroperasi di kawasan tersebut. Ia menegaskan bahwa truk-truk overload telah merusak jalan provinsi. Karena itu, KDM memperkuat aturan yang berlaku untuk seluruh Jawa Barat.

Aturan Baru Angkutan:
KDM memastikan Peraturan Gubernur (Pergub) akan segera dikeluarkan, mengharuskan seluruh angkutan air mineral di Jawa Barat menggunakan mobil dua sumbu (engkel). Kebijakan ini akan berlaku mulai Senin (27/10/2025).

KDM menjelaskan bahwa penggunaan truk engkel memungkinkan operasi 24 jam sehari, meningkatkan jumlah mobil dan, yang paling penting, melibatkan tenaga kerja lokal lebih banyak.

“Seluruh angkutan itu harus menggunakan dua sumbu semua. Nanti jumlah sopir nambah, jumlah yang kerja nambah, ekonomi muter. Kekayaan tidak numpuk pada satu orang tapi dibagi oleh banyak orang. Itu keadilan,” tegas KDM.

Skema Kredit Tanpa DP:
Untuk mendukung kebijakan ini, KDM menawarkan program ekonomi kerakyatan: Pemprov Jabar akan bekerja sama dengan Bank BJB untuk menyediakan kredit mobil tanpa Down Payment (DP) bagi warga sekitar yang memiliki kemampuan menyetir. Warga dapat menjadi transporter independen atau melalui BUMDes yang bermitra dengan perusahaan.

Kontroversi Sumber Air: Iklan Air Terjun vs. Fakta Pengeboran
KDM secara terbuka mempertanyakan pemahaman publik, termasuk dirinya, mengenai sumber air yang digunakan perusahaan. KDM mengontraskan ilustrasi dalam iklan yang menunjukkan “air jatuh dari gunung” atau “air terjun” dengan informasi bahwa air tersebut berasal dari pengeboran bawah tanah (ngebor).

Klarifikasi Perusahaan:
Seorang perwakilan pabrik menjelaskan bahwa mereka melakukan studi hidrogeologi untuk menemukan aliran sungai di bawah tanah, kemudian melakukan pengeboran untuk mencapai lapisan aquifer (lapisan air tanah yang terlindungi). Air tersebut kemudian keluar sendiri secara flowing.

Pihak pabrik menegaskan bahwa air terbaik adalah air yang dibor semakin dalam dari lapisan aquifer, karena kualitasnya lebih terjaga. KDM pun menyarankan agar iklan diganti: “Iklannya ganti aja, jangan air yang jatuh, air yang dibor.”

Ancaman Longsor, Amblas, dan Kasus Pipa 1
KDM menanyakan dampak dari pengeboran air secara terus-menerus dalam jumlah besar terhadap stabilitas tanah di kawasan gunung tersebut, khawatir akan potensi amblas atau longsor.

Pihak perusahaan menjelaskan bahwa mereka rutin melakukan uji keamblasan tanah (uji amblas) setiap 6 bulan sekali dengan menggunakan titik BM. Namun, KDM tetap akan melibatkan tim ahli dari ITB untuk kajian teknis yang lebih mendalam.

Fakta Longsor Sumber Mata Air:
KDM meninjau langsung Sumber Mata Air Pipa 1 yang ternyata merupakan sumber yang pernah digunakan pabrik di masa lalu. Sumber ini saat ini sedang dipinjam oleh PDAM karena sumber air PDAM hancur akibat longsor besar pada tahun 2024 yang menewaskan dua orang.

Longsor tersebut diduga disebabkan oleh adanya sawah yang berada di atas kawasan sumber air. Pihak pabrik telah melakukan penelitian bersama ITB yang menguatkan temuan tersebut.

Air Mata Air vs. Air Bor:
Saat meninjau Sumber Pipa 1, KDM mengonfirmasi bahwa sumber ini adalah mata air turap (bukan hasil pengeboran), yang membuktikan bahwa iklan air terjun perusahaan di masa lalu adalah benar.

“Jadi iklan itu enggak salah, karena iklan sebelum longsor, Aqua bersumber dari mata air pegunungan. Setelah longsor, mata air pegunungannya rusak, jadi mata air pengeboran. Benar kan?” simpul KDM.

Saat KDM mengamati aliran sungai di lokasi longsor, ia mencatat kondisi air yang mengalir sangat jernih dan bersih. KDM menekankan, masalah longsor ini harus diselesaikan. Jika terbukti sawah menjadi penyebab longsor, KDM berencana akan membebaskan lahan sawah tersebut untuk dijadikan hutan.