KDM DIKUNJUNGI DOSEN GENDENG DARI JATIM | OBROLANNYA BIKIN NGAKAK
Bandung – KDM kedatangan tamu istimewa, yakni Kiai Muhammad Imam Muslimin atau yang akrab disapa Kiai Mim, seorang guru besar dan dosen ASN dari Jawa Timur yang sempat viral dengan julukan “Dosen Gendeng”. Kiai Mim mengaku sangat mengidolakan KDM dan bahkan menyebut seluruh keluarganya, termasuk mertua dan istrinya, adalah penonton setia konten KDM. Kiai Mim datang tidak hanya untuk bersilaturahmi, tetapi juga menceritakan kronologi di balik konflik berkepanjangan dengan tetangganya yang membuat heboh media sosial.
Kiai Mim menjelaskan bahwa inti dari konflik yang viral tersebut sebenarnya bukan masalah tanah atau jalan, melainkan masalah sepele yang dibesar-besarkan: parkir mobil yang menghalangi pintu keluar garasi rumahnya. Parkir tersebut milik tetangga yang berprofesi sebagai rental mobil. Kejadian bermula ketika Kiai Mim hendak keluar untuk mengisi jadwal subuh di masjid, tetapi mobilnya tidak bisa keluar karena mobil rental terparkir tepat di depan garasi.
Ketegangan mencapai puncaknya ketika Kiai Mim berusaha memindahkan mobil tersebut sendiri. Insiden tersebut direkam oleh tetangganya, Mbak Sahara, dan karyawannya, Agil, yang kemudian memicu drama panjang. Kiai Mim menceritakan bahwa adegan dorongan yang berujung pada dirinya terkapar dan dikira sakit stroke adalah bagian dari drama psikologis yang ia terapkan untuk merespon emosi lawan.
Sebagai akademisi dan ahli tasawuf, Kiai Mim menjelaskan tindakannya sebagai bentuk praktik ilmu psikologi dan tasawuf. Ia berpendapat bahwa jika kita diserang, kita harus melawan dengan reaksi yang lebih “keras” dalam hal ini, mendramatisir penderitaan agar pihak yang menyerang merasa puas dan tidak akan mengganggu lagi. Kiai Mim bahkan menyebut aksi rebahannya sebagai bagian dari respon terhadap dugaan santet, dengan tujuan agar pelaku merasa puas bahwa santetnya “mustajab”.
Kiai Mim menegaskan bahwa seluruh peristiwa konflik tersebut, mulai dari keributan hingga video yang viral, adalah peristiwa Tuhan atau perwujudan dari konsep yatak bil akhlak al ilahiyah (berakhlak seperti akhlak Tuhan). Ia menganggap dirinya sendiri, tetangganya, bahkan KDM, sebagai wayang yang dimainkan oleh dalang. Pandangan filsafat ini membuat Kiai Mim dapat menjalani hidup “enak-enak saja” meskipun tengah menghadapi kasus hukum dan kehilangan jadwal mengajar.
Buntut dari drama di medsos ini, Kiai Mim mengaku mahasiswa S1 dan S3-nya sampai tidak mau datang kuliah, bahkan ada yang mengundurkan diri karena malu memiliki dosen yang dijuluki “dosen cabul” dan “dosen gendeng”. Kiai Mim menyatakan ia telah mengajukan pengunduran diri dari statusnya sebagai ASN, namun belum diterima.
Di akhir pertemuan, Kiai Mim memohon bantuan KDM untuk menyelesaikan konflik dengan tetangganya secara damai. Kiai Mim yakin, jika KDM datang dan hanya melintas di rumahnya selama lima menit saja, konflik tersebut akan selesai karena seluruh warga akan segan dan tidak ada lagi yang berani melanjutkan perseteruan.
KDM merespons seluruh cerita dengan tawa, namun mengingatkan Kiai Mim untuk tetap menjalani hidup bertetangga dengan baik dan tidak terus-menerus berdrama. Pertemuan ditutup dengan nasihat dan pertukaran wejangan dalam bahasa Jawa dan Sunda kuno, yang semakin menambah kekhasan obrolan kedua tokoh tersebut.
Poin-Poin Utama
- Identitas Tamu: Kiai Muhammad Imam Muslimin (Kiai Mim), guru besar/dosen ASN dari Jawa Timur, dikenal sebagai “Dosen Gendeng”.
- Inti Konflik: Awalnya masalah sepele parkir mobil rental tetangga di depan garasi yang menghalangi Kiai Mim keluar untuk mengajar subuh.
- Metode Drama: Adegan Kiai Mim terkapar dan dikira stroke adalah drama psikologis untuk memuaskan pihak lawan dan mengakhiri konflik.
- Filsafat Dosen: Kiai Mim menganggap semua peristiwa, termasuk konflik, adalah perwujudan dari Tuhan (wayang yang dimainkan dalang), yang membuat dirinya tidak pernah merasa tertekan.
- Dampak Akademik: Akibat julukan “dosen gendeng” dan “dosen cabul” di medsos, mahasiswa S1 dan S3 Kiai Mim tidak mau datang kuliah.
- Pengunduran Diri: Kiai Mim telah mengajukan pengunduran diri dari statusnya sebagai ASN (dosen), tetapi belum diterima.
- Permintaan ke KDM: Kiai Mim memohon KDM datang dan melintas 5 menit di Parung Panjang, karena ia yakin kehadiran KDM akan mengakhiri konflik tetangga secara permanen.
- Pesan KDM: KDM mengingatkan Kiai Mim untuk mengakhiri drama dan fokus pada hidup bertetangga yang baik



