KDM AKHIRI PIDATO MILAD SURYALAYA KE 120 DENGAN MEMBACAKAN PESAN ABAH ANOM
– KDM membahas sifat inklusif agama seperti yang diajarkan oleh “Abah” .
– Ajaran tersebut menyatakan bahwa setiap cara beribadah itu valid dan diterima.
– Contohnya, ibadah seorang pengemudi becak adalah melalui mengemudi, ibadah seorang nelayan adalah melalui merawat ikan, dan ibadah seorang peternak ayam adalah melalui memelihara ayam
– Ajaran tersebut menekankan bahwa semua tindakan dapat menjadi bentuk ibadah (zikir) jika dilakukan dengan ketulusan dan niat baik
– KDM menyebutkan bahwa pesantren (sekolah asrama Islam) milik Abah itu unik karena menggunakan “golek” (wayang golek, seni boneka tradisional) selama acara.
– Hal ini dipandang sebagai cara mengajar dan menyebarkan agama melalui kebahagiaan dan kegembiraan, karena diyakini bahwa orang yang bahagia lebih reseptif terhadap ajaran agama
– Pembicara menjelaskan bahwa ziarah bukan untuk meminta hal-hal kecil yang bersifat duniawi seperti kekayaan, istri baru, atau jabatan politik
– Sebaliknya, tujuan ziarah adalah untuk mengungkapkan cinta dan hubungan dengan pemimpin spiritual dan diterima sebagai pengikut atau murid mereka
– Pembicara menyoroti bahwa Abah Anom dan Abah Sepuh mengajarkan Islam melalui lensa budaya dan nilai-nilai Sunda, menggunakan bahasa Sunda dalam ajaran dan tulisan mereka
– Bahasa Sunda digambarkan sebagai “bahasa rasa” dan “bingkai cinta” yang menghubungkan manusia dengan Allah, karena diajarkan oleh ibu dengan cinta dan emosi
– Video dengan pembacaan pesan terakhir dari Abah, yang mengingatkan semua orang bahwa hidup ini singkat dan harta benda serta keluarga tidak akan menemani seseorang setelah kematia.
-Satu-satunya yang tersisa adalah iman yang sejati dan zikir yang konsisten (mengingat Tuhan).



