KISAH REMAJA CANTIK ASAL KBB | RAWAT 3 ADIK JUALAN KERIPIK UNTUK BELI BERAS
Bandung Barat — Di tengah hiruk-pikuk kehidupan remaja seusianya, Nurul, seorang siswi kelas 3 SMA di Almukhtariyah, Bandung Barat, mengemban tanggung jawab yang luar biasa berat. Sejak ibundanya meninggal dunia pada bulan Februari lalu, gadis berusia 17 tahun ini menjadi tulang punggung utama bagi ketiga adiknya. Salah satu adiknya bahkan membutuhkan perhatian ekstra karena menderita autisme. Nurul tidak hanya berperan sebagai kakak, melainkan juga sebagai ibu dan kepala keluarga yang harus memastikan adik-adiknya tetap bisa makan dan bersekolah. Kisahnya yang penuh perjuangan ini menjadi sorotan Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi (KDM).
Setiap hari, setelah bel sekolah berbunyi, Nurul tidak langsung pulang untuk beristirahat. Ia memulai rutinitas lain yang tak kalah berat: berjualan camilan. Dengan modal seadanya yang didapat dari tetangganya, Nurul menjajakan keripik di sekitar desanya, bahkan hingga di depan minimarket lokal. Dari usaha kecil-kecilan ini, ia berhasil mengumpulkan uang antara Rp 15.000 hingga Rp 20.000 per hari. Penghasilan yang tak seberapa itu harus dihemat dan diputar untuk membeli kebutuhan pokok. Nurul terbiasa membeli satu liter beras seharga Rp 12.000 untuk dimasak, dan sisanya digunakan untuk membeli lauk sederhana. Dalam kondisi paling sulit, Nurul pernah harus memberi makan adik-adiknya dengan singkong karena tidak mampu membeli beras. Meski menghadapi berbagai tantangan, Nurul tetap menunjukkan ketegaran dan menolak untuk dikasihani, memancarkan semangat kemandirian yang luar biasa.
Kisah Nurul yang menyentuh hati ini akhirnya sampai ke telinga Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi (KDM). Tergerak oleh ketabahan dan semangatnya, Kang Dedi memutuskan untuk memberikan bantuan yang signifikan untuk meringankan beban Nurul. Ia memberikan modal awal sebesar Rp 10 juta, yang diharapkan dapat menjadi modal usaha yang lebih besar, dan tambahan Rp 5 juta untuk merenovasi rumah mereka agar lebih layak huni. Namun, bantuan tersebut tidak hanya sebatas materi. Kang Dedi juga menjanjikan dukungan finansial untuk biaya sekolah Nurul hingga ia lulus universitas. Syaratnya sederhana namun mendalam: Nurul harus tetap menjalankan usahanya dan mempertahankan jiwa mandiri yang selama ini ia miliki.
Dengan adanya bantuan ini, masa depan Nurul dan adik-adiknya kini tampak lebih cerah. Dukungan yang diberikan Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi tidak hanya memberikan harapan, tetapi juga membuktikan bahwa kebaikan dan ketulusan hati Nurul telah menginspirasi banyak orang. Kisah ini menjadi pengingat bahwa di balik kesulitan, selalu ada kesempatan dan uluran tangan yang siap membantu mereka yang berjuang dengan tulus.
———
- Tanggung Jawab Nurul: Seorang siswi SMA di Bandung Barat yang menjadi tulang punggung keluarga, merawat tiga adiknya sendirian setelah ibunya meninggal.
- Perjuangan Ekonomi: Nurul berjualan camilan sepulang sekolah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dengan penghasilan sekitar Rp 15.000-Rp 20.000 per hari.
- Kesulitan Hidup: Nurul pernah mengalami masa sulit hingga harus memberi makan adik-adiknya dengan singkong karena tidak memiliki uang untuk membeli beras.
- Bantuan dari Kang Dedi Mulyadi: Kang Dedi Mulyadi memberikan bantuan modal usaha sebesar Rp 15 juta dan menjanjikan dukungan biaya pendidikan hingga universitas.
- Syarat Bantuan: Bantuan tersebut diberikan dengan syarat Nurul harus tetap mandiri dan terus menjalankan usahanya.
- Semangat Inspiratif: Kisah Nurul menyoroti ketabahan dan kemandirian seorang remaja dalam menghadapi tantangan hidup.
- Dampak Bantuan: Bantuan ini diharapkan dapat memberikan masa depan yang lebih baik bagi Nurul dan adik-adiknya.



