RAGAM KEBAHAGIAAN PIALA PRESIDEN | WARGA SUMBAR KECOPETAN – SAKIT DI LEMBUR PAKUAN

Kota Bandung — Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi (KDM) menghadiri Press Conference Road to Final Piala Presiden di Halaman Depan Gedung Sate Kota Bandung. Dalam sambutannya, ia menyampaikan kebanggaannya atas terpilihnya Jawa Barat sebagai tuan rumah. Meski Persib Bandung tidak masuk final, Kang Dedi menyampaikan secara humoris bahwa Persib justru sengaja mengalah demi menghormati tamunya, bahkan tak mengambil juara ketiga. Ia mengajak masyarakat melihat sepak bola sebagai hiburan yang membahagiakan dan penuh sportivitas, terutama bagi anak-anak yang tengah libur sekolah.

Tak hanya aspek olahraga, Kang Dedi menyoroti dampak positif gelaran ini terhadap ekonomi rakyat. Ia menjelaskan bahwa perputaran ekonomi di sekitar stadion memberi manfaat bagi UMKM, pedagang kaki lima, sopir angkot, ojek online, hingga petugas kebersihan. Menurutnya, kegiatan besar seperti ini bukan hanya hiburan, tapi juga bentuk distribusi ekonomi yang adil bahkan kali ini, aliran rezeki datang dari Jakarta ke Jawa Barat, bukan sebaliknya.

Kang Dedi juga menekankan identitas Jawa Barat sebagai provinsi terbuka dan penuh keramahtamahan. Selain klub-klub lokal seperti Arema dan Dewa United, acara juga dihadiri tamu dari Thailand dan Inggris. Ia menegaskan, “Orang Sunda mah narima ka saha wae. Someah ka semah.” Untuk menjaga lingkungan dan kenyamanan, ia berjanji membangun infrastruktur tanpa menebang hutan, kebun, atau sawah.

Di waktu bersamaan, perwakilan dari Gubernur Jawa Barat menerima seorang pemuda asal Padang, Sumatera Barat, bernama Saf Rijal. Pemuda ini merantau ke Bandung untuk mencari kerja, namun mengalami musibah: kehilangan dompet berisi uang dan KTP akibat kecopetan. Tanpa identitas dan bekal, Saf hidup terlunta-lunta dan sempat dirawat karena sakit lambung. Setelah mendengar kisahnya, Kang Dedi memberikan bantuan Rp4 juta melalui perwakilannya dan memfasilitasi kepulangan Saf ke Padang dengan pendampingan Dinas Sosial agar aman hingga tiba di rumah. Ia pun berpesan agar anak muda yang merantau selalu meminta restu orang tua, bukan nekat demi cita-cita.

Final Piala Presiden di Jalak Harupat:

  • Persib tidak masuk final, namun tetap dihormati sebagai tuan rumah.
  • Event memberi dampak positif: hiburan liburan sekolah, ekonomi UMKM, dan lapangan kerja informal.
  • Kehadiran tamu dari luar negeri menunjukkan Jawa Barat terbuka dan ramah.

Pesan Lingkungan dan Pembangunan:

  • Komitmen memperbanyak pepohonan dan ruang terbuka hijau.
  • Pembangunan tidak boleh mengorbankan hutan, sawah, dan kebun.

Kisah Saf Rijal dari Sumatera Barat:

  • Merantau ke Bandung untuk mencari kerja, tapi kehilangan uang dan identitas.
  • Sempat sakit, lalu dibantu oleh Dinsos dan Gubernur Jawa Barat.
  • Dipulangkan ke Padang dengan dana Rp4 juta dan pengawasan dari petugas.
  • Menekankan pentingnya kejujuran pada orang tua dan restu sebelum merantau.