PENGERJAAN POLDER TAK SESUAI S.O.P – WARGA PERUMAHAN KEBANJIRAN | INI SOLUSINYA

Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi (KDM) meninjau langsung lokasi banjir di Perumahan Griya Setu Permai 3, Bekasi, dan mengecam keras kontraktor proyek polder kolam retensi yang dinilai tidak profesional. Proyek senilai Rp4,9 miliar itu menyebabkan banjir akibat kesalahan teknis: tembok penahan air sungai dibongkar sebelum polder dan pintu air selesai dibangun. Kang Dedi menyebut banjir ini “disengaja” karena keteledoran kontraktor dalam perhitungan dan pelaksanaan di lapangan.

Ia menegaskan bahwa banjir bukan disebabkan oleh hujan ekstrem, melainkan kesalahan fatal dalam metode kerja. Bahkan, kontraktor tidak hadir saat sidak dan diketahui berasal dari luar daerah tanpa kompetensi teknis yang memadai. Gubernur juga mendesak Bupati Bekasi memberi sanksi keras kepada pihak pelaksana, karena proyek ini sudah melebihi tenggat waktu dan merusak lingkungan serta merugikan warga.

Dalam sidaknya, Gubernur Kang Dedi Mulyadi juga menyoroti pentingnya solusi jangka panjang seperti pembebasan lahan rawa untuk dijadikan danau resapan. Ia menolak pendekatan bantuan instan seperti sembako dan menegaskan bahwa infrastruktur banjir harus diutamakan. Turap darurat langsung diperintahkan dipasang hari itu juga oleh tim dari provinsi untuk mencegah banjir susulan.

Selain menanggapi banjir, Kang Dedi juga menjelaskan tuduhan terkait dirinya yang disebut “disponsori oligarki.” Ia membantah keras isu tersebut, menjelaskan keterlibatannya dalam kerja sama terbuka dengan yayasan sosial dan dunia usaha legal untuk membangun daerah terisolir dan menjaga ekosistem Gunung Wayang. Ia menyerukan keterbukaan, kejujuran, dan kerja sama antara pemerintah, rakyat, dan pengusaha untuk kebaikan bersama, tanpa kemunafikan politik.

Masalah Proyek dan Banjir

  • Lokasi banjir: Perumahan Griya Setu Permai 3, Desa Ciledug, Kecamatan Setu, Bekasi.
  • Penyebab banjir: Proyek polder (kolam retensi) tidak selesai, tembok sungai dijebol duluan.
  • Proyek dari Pemkab Bekasi, nilai: Rp4,9 miliar, terlambat dari target 3 Juli.
  • Kontraktor dinilai tidak ahli, tidak sesuai SOP, pekerjaan terlihat asal-asalan.
  • Gubernur Kang Dedi Mulyadi sebut banjir ini “disengaja” karena kelalaian teknis.
  • Pekerja proyek mayoritas dari luar daerah, mandor tidak jelas keberadaannya.

Tindakan Gubernur Kang Dedi Mulyadi

  • Gubernur perintahkan pasang turap darurat hari itu juga untuk cegah banjir susulan.
  • Akan minta Bupati Bekasi memberikan sanksi ke kontraktor.
  • Mendorong pembebasan rawa untuk dibuat danau penampungan jangka panjang.
  • Kritik keras pada proyek banjir tapi menyebabkan banjir.
  • Tolak politik bantuan sembako; utamakan perbaikan infrastruktur.

Solusi dan Pandangan Strategis

  • Usul buat danau sedalam 6–7 meter di rawa milik warga untuk tampung air.
  • Bekasi sering banjir karena posisi perumahan lebih rendah dari sungai.
  • Hulu sungai rusak oleh bangunan, sungai menyempit, rawa diuruk.
  • Wilayah utara Jabar (Bekasi, Karawang, Bogor, dll.) jadi fokus karena beban urbanisasi tinggi.

Klarifikasi Isu Oligarki

  • Gubernur bantah isu didukung oligarki.
  • Jelaskan proyek sosial kerja sama dengan Yayasan Buddha Suci dan Yayasan Artha Graha (Tomi Winata).
  • Bantuan berupa pembangunan 500 rumah kumuh dan masjid di Cianjur.
  • Kerja sama juga untuk konservasi Gunung Wayang dan pengembangan perkebunan rakyat.
  • Tegaskan semua dilakukan legal, terbuka, dan untuk rakyat.
  • Kritik mereka yang mengaku anti-oligarki tapi diam-diam pakai fasilitas oligarki saat kampanye.