PROTES ATAS PENATAAN PEDAGANG | SISWI SMP SETELAH BERTEMU KDM MALAH MINTA DIBAWA KE BARAK

Seorang siswi SMP dari Subang menyampaikan keluh kesahnya kepada Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi (KDM) melalui video, menceritakan dampak penertiban bangunan liar terhadap usaha kecil keluarganya. Setelah kontainer usaha ibunya dibongkar dan diganti dengan gerobak, omset harian menurun drastis dari Rp300.000 menjadi sekitar Rp50.000, hingga mengancam keberlangsungan pendidikan anak-anak mereka. Dalam video itu, ia memohon agar suara rakyat kecil tidak sekadar ditertibkan, tetapi juga diberikan solusi.

Gubernur Kang Dedi Mulyadi (KDM) langsung merespons dengan mengundang keluarga tersebut berdialog terbuka. Ia menegaskan bahwa penataan kawasan di sekitar sekolah, halte, dan pasar di Subang merupakan bagian dari misi menjadikan kota lebih tertib, bersih, dan beradab. Ia menyampaikan bahwa pembangunan yang baik memang sering membawa korban di awal, tetapi memberi manfaat luas dalam jangka panjang bagi banyak pihak.

Dalam dialog itu terungkap latar belakang keluarga ibu Wiwin, seorang janda dengan empat anak yang pindah dari Kuningan ke Subang demi menghidupi anak-anaknya. Ia tinggal di kontrakan sederhana dan menggantungkan hidup dari berjualan kopi dan rokok. Penurunan omset bukan hanya karena relokasi tempat jualan, tapi juga karena berkurangnya pembeli seperti sopir dan pelajar, serta aturan jam malam dan larangan merokok di sekitar sekolah.

Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi (KDM) mengajak semua pihak untuk memahami bahwa setiap kebijakan publik pasti membawa dampak, dan pemerintah akan berupaya menciptakan solusi jangka panjang. Ia juga mengingatkan pentingnya disiplin, kebersihan kota, dan peran keluarga dalam mendidik anak. Dialog ditutup dengan nasihat tentang tanggung jawab, kerja keras, dan pentingnya berpikir jangka panjang demi masa depan anak-anak.

——-

  • Seorang siswi menyampaikan keluhan dampak relokasi usaha ibunya dari kontainer ke gerobak akibat penertiban.
  • Omset usaha menurun drastis, memengaruhi ekonomi keluarga dan keberlangsungan sekolah anak.
  • Penertiban dilakukan demi kebersihan dan keteraturan kota, khususnya di depan sekolah dan halte.
  • Gubernur Kang Dedi Mulyadi (KDM) menegaskan pentingnya penataan kota Subang dari kumuh menjadi tertib, indah, dan beradab.
  • Ibu Wiwin adalah janda dari Kuningan yang berjuang menghidupi empat anak, tinggal di kontrakan.
  • Penurunan penjualan juga dipengaruhi faktor eksternal seperti harga rokok mahal, aturan jam malam, dan turunnya jumlah pengguna angkot.
  • Gubernur Kang Dedi Mulyadi (KDM) mengajak berpikir solusi jangka panjang, bukan hanya keluhan sesaat.
  • Ditekankan pentingnya peran keluarga dalam mendidik anak, termasuk pembatasan penggunaan HP untuk siswa.
  • Penataan kota dianggap sebagai investasi sosial yang berdampak luas bagi kemajuan daerah dan kesejahteraan warga.
  • Dialog berlangsung terbuka, dengan semangat mendengarkan suara rakyat kecil sekaligus memberi edukasi sosial.