KISAH CINTA YANG TAK DIRESTUI KARENA MENIKAHI WANITA DISABILITAS | HAMPIR KEJANG EPILEPSI

Di tengah semangat pembangunan Jawa Barat yang terus bergeliat—mulai dari rekonstruksi jalan Kadipaten hingga batas Majalengka sepanjang 15 kilometer senilai Rp62 miliar—terselip sebuah kisah cinta luar biasa yang tak kalah menggugah dari pembangunan infrastruktur itu sendiri. Pasangan muda dari Bekasi dan Cikancung ini hidup dalam kesederhanaan, namun memiliki kekuatan cinta yang tak bisa diukur dengan logika biasa. Sang suami bekerja sebagai office boy dengan penghasilan Rp2,6 juta per bulan, sementara sang istri adalah penyandang disabilitas yang tetap mampu memasak dan mengurus rumah dengan cekatan, meski hanya menggunakan satu tangan.

Kehidupan mereka bukan sekadar bertahan, tapi berjuang bersama. Mereka tinggal di kontrakan kecil, menabung setiap bulan hanya untuk membeli ember, kulkas bekas, dan karpet ruang tamu. Makan sehari-hari cukup dengan Rp20 ribu berdua. Namun ujian tak berhenti di situ. Sang suami menderita epilepsi yang kerap kambuh mendadak, bahkan saat sedang bekerja atau mengendarai motor. Sang istri tak pernah mengeluh, justru dengan penuh kasih selalu sigap menarik tubuh suaminya ke tempat aman saat kejang menyerang. Ini bukan kisah sinetron. Ini nyata kisah cinta yang lebih besar dari segala keterbatasan.

Sayangnya, cinta mereka belum diterima oleh orang tua angkat sang suami, yang merasa malu memiliki menantu disabilitas. Bahkan mereka pernah diancam akan ditinggalkan jika tetap menikah. Namun, keduanya memilih jalan cinta yang sunyi tapi pasti: menikah secara sah, hidup sederhana, dan saling menguatkan. Kang Dedi Mulyadi yang mendengar kisah ini, tersentuh hingga memberikan bantuan tambahan Rp50 juta, melengkapi saweran sebelumnya Rp37 juta, agar mereka bisa membeli rumah sendiri. Bahkan, KDM juga berencana menghadiahkan motor roda tiga agar sang suami bisa beraktivitas dengan aman.

Di era di mana banyak orang mencari kesempurnaan semu, pasangan ini menunjukkan bahwa cinta sejati tumbuh dari keikhlasan menerima dan keberanian menghadapi kenyataan. Mereka mungkin tak punya banyak, tapi mereka punya segalanya: hati yang setia, doa yang tulus, dan cinta yang tak menyerah. Di sinilah letak keistimewaan sejati Jawa Barat—tak hanya di jalannya yang mulus, tapi pada jiwa-jiwa yang tangguh dan kasih yang tak berpamrih.

—-

1. Proyek infrastruktur:
Jalan Kadipaten–Batas Majalengka, panjang 15,2 km, anggaran Rp62,15 miliar, progres 4%, tenaga kerja 340 orang.

2. Kisah pasangan muda:
Suami OB pengidap epilepsi, istri penyandang disabilitas, tinggal di kontrakan Rp650 ribu/bulan.

3. Keduanya saling melengkapi dan bertahan dalam keterbatasan, meski belum direstui keluarga suami.

4. Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi (KDM) memberi bantuan total Rp87 juta untuk DP rumah dan rencana bantuan motor roda tiga.

5. Pesan moral: cinta, keberanian, dan kemanusiaan lebih berharga dari kesempurnaan fisik.