MOTOR MOGOK TAK ADA UANG | KDM DISINDIR JALAN BUTUT | INI SOLUSINYA
Dalam kunjungan ke wilayah Cariu Jaga Tamu (Kabupaten Bogor menuju Karawang), Kang Dedi Mulyadi menekankan pentingnya infrastruktur sebagai simbol tanggung jawab dan harapan masyarakat. Proyek jalan sepanjang 1,5 km senilai Rp3,255 miliar sedang dikerjakan dengan material hotmix dan menyerap 54 tenaga kerja.
Ia menyampaikan bahwa jalan bukan sekadar aspal, melainkan jalur kehidupan: petani, pedagang, hingga anak sekolah menggantungkan harapan padanya.
Sepanjang perjalanan, Gubernur Kang Dedi Mulyadi berinteraksi langsung dengan warga dari anak-anak sekolah hingga ibu-ibu yang hidup dalam keterbatasan. Ia menegaskan bahwa menjadi pemimpin berarti turun langsung, mendengar, dan mengambil keputusan cepat.
Kritik tajam dilontarkan terhadap birokrasi lambat, pejabat yang hanya mempercantik kantor namun membiarkan rakyat hidup di jalan rusak dan rumah roboh. Ia pun berjanji mengalokasikan dana tambahan untuk TMMD agar pembangunan jalan bisa dipercepat tanpa menunggu tahun anggaran berikutnya.
Dengan gaya khas yang jenaka dan blak-blakan, Gubernur KDM juga menyinggung isu sosial seperti peran suami, kehidupan para janda, dan kritik terhadap sesama pejabat, sembari membangun koneksi emosional dengan rakyat yang dijumpainya.
1. Infrastruktur & Pembangunan
– Pemeliharaan jalan di Cariu Jaga Tamu sepanjang 1,5 km (Rp3,255 miliar).
– Material: hotmix, menyerap 54 tenaga kerja.
– Jalan sebagai simbol harapan rakyat: transportasi hasil tani, akses sekolah, mobilitas pedagang.
– Tambahan anggaran TMMD: Rp5 miliar dari Provinsi, Rp5 miliar dari APBD, Rp5 miliar dari Artagraha total Rp15 miliar.
– Dorongan percepatan anggaran masuk di perubahan tahun ini, tanpa menunggu tahun depan.
2. Kritik Sosial & Pemerintahan
– Satir terhadap pejabat yang sibuk mempercantik kantor dan rumah dinas, namun membiarkan rumah rakyat rusak.
– Kritik kepada gubernur yang tak bertanggung jawab pada janda-janda tua dan muda.
– Menyindir Bupati Cianjur soal kegagalan memperbaiki infrastruktur dan kepemimpinan personal.
– Penegasan bahwa jabatan bukan soal gaya, tapi rasa tanggung jawab.
3. Pendekatan Humanis & Aksi Spontan
– Berinteraksi langsung dengan warga: bantu anak sekolah, ibu yang kehilangan uang, buruh pabrik dorong motor mogok.
– Memberi uang langsung kepada pemilik warung yang kehilangan tabungan.
– Tanggap cepat terhadap laporan warga soal jalan rusak, longsor, hingga penebangan liar di Pasawahan (langsung telepon kepala perhutani).
4. Pesan Moral & Kepemimpinan
– Kepemimpinan harus peka terhadap sekitar: kiri-kanan-depan-belakang.
– Nikmati perjalanan, bukan hanya fokus pada tujuan—banyak hal bisa dilihat, dipelajari, dan ditindak.
– “Lebih baik jadi laki-laki yang bangor tapi jujur, daripada pura-pura baik seperti sebagian pejabat.”
5. Humor & Gaya Komunikasi
– Menggunakan humor untuk menyampaikan kritik: isu poligami, pejabat kasep tapi tak dipercaya istri, sindiran pada pejabat ‘ganteng tapi tidak becus’.
– Menyindir gaya hidup pejabat yang berlebihan dibandingkan kondisi rakyat.
– Menekankan kejujuran dalam gaya hidup dan sikap—meskipun keras dan blak-blakan.