TANAH TAK KUNJUNG DIBAYAR PENGEMBANG | AHLI WARIS MENGADU DI ATAS PANGGUNG
Dalam sebuah pertemuan terbuka, Gubernur Kang Dedi Mulyadi (KDM) menerima keluhan dari warga yang mengalami ketidakadilan atas penjualan sawah milik orang tuanya kepada pengembang perumahan. Tanah seluas 2.000 meter persegi tersebut baru dibayar sebagian (Rp10 juta dari total Rp500 juta), sementara sertifikatnya sudah diambil. Kasus ini menyentuh KDM, karena menunjukkan lemahnya perlindungan terhadap hak rakyat kecil. Ia langsung memerintahkan agar bupati dan pihak berwenang menindaklanjuti dan menyelesaikan persoalan tersebut.
Keluhan lain datang dari seorang ibu yang menjadi tulang punggung keluarga. Warung tempat ia mencari nafkah untuk menyekolahkan anaknya di pesantren dibongkar karena berada di sisi saluran pengairan. Selain kehilangan penghasilan, ia juga terlilit utang hingga ratusan juta rupiah. KDM menegaskan bahwa niat ibu itu bukan untuk meminta belas kasihan, melainkan memperjuangkan haknya secara bermartabat. Ia berjanji membantu menyelesaikan utangnya agar sang ibu bisa fokus membesarkan anak-anaknya.
Di akhir pertemuan, KDM juga menangani langsung berbagai persoalan pendidikan yang menimpa anak-anak dari keluarga tidak mampu, seperti ijazah yang tertahan atau dikeluarkan dari sekolah karena masalah administrasi dan ekonomi. Ia meminta data para siswa dan akan memfasilitasi penyelesaian masalah mereka. KDM menutup pertemuan dengan doa dan pesan moral bahwa hidup harus dijalani dengan kejujuran dan keberanian memperjuangkan kebenaran.
Masalah Pertanahan dan Pengembang
- Seorang ibu menjual sawah warisan ibunya (2.000 m²) ke pengembang dengan harga Rp250 ribu/m².
- Total nilai sekitar Rp500 juta, tetapi baru dibayar Rp10 juta sebagai DP.
- Sertifikat sudah diambil pengembang sebelum pelunasan.
- Perumahan terkait disebut “Keramat”, dan kasusnya belum ditindaklanjuti.
- KDM menegaskan ini harus segera diselesaikan oleh Bupati, karena menyangkut hak rakyat kecil.
Warung Dibongkar Ibu Tulang Punggung Keluarga
- Warung ibu dibongkar karena berada di sisi pengairan (BBWS).
- Warung itu sumber penghasilan untuk menyekolahkan anaknya di pesantren.
- Ibu juga memiliki utang besar: Rp150 juta ke bank/rentenir.
- Gubernur KDM akan membantu pelunasan utang agar ibu bisa hidup lebih tenang.
Masalah Pendidikan dan Ijazah
Beberapa anak dan remaja mengeluh:
- Tidak bisa mengambil ijazah karena administrasi NIK yang terblokir di DKI Jakarta.
- Dikeluarkan dari sekolah karena tunggakan atau status kependudukan.
- Ada yang belum sempat ikut ujian akhir karena dikeluarkan dari sekolah.
Pesan Moral dan Harapan dari Gubernur KDM
- KDM memuji niat ibu yang datang bukan untuk meminta uang, tapi memperjuangkan hak.
- Berjanji akan fasilitasi penyelesaian administrasi dan pendidikan mereka.
- Mendoakan agar masyarakat diberi rezeki dan kekuatan.
- Mengajak pemimpin dan pengusaha tidak berbuat zalim pada rakyat kecil.
- Pesan spiritual: hidup harus berlandaskan kebenaran yang diyakini dan diperjuangkan.