INI ARAH KEBIJAKAN KDM | MENGUBAH JABAR LEBIH KOMPETITIF
Gubernur KDM mengusung visi pembangunan Jawa Barat yang berbasis desa, kearifan lokal, dan nilai budaya. Ia menekankan pentingnya memulai pembangunan dari desa agar tercipta pemerataan ekonomi dan kualitas hidup. Kedaulatan pangan dan energi, pendidikan berbasis nilai, serta pelayanan kesehatan yang preventif menjadi fokus utama. Ia juga menolak eksploitasi alam, mendorong pelestarian lingkungan, dan memperkuat ekonomi tradisional seperti pasar rakyat dan UMKM.
Infrastruktur harus sesuai kebutuhan masyarakat, bukan sekadar proyek besar. Birokrasi harus melayani rakyat, bukan menjadi beban. Terakhir, Gubernur KDM menekankan pentingnya spiritualitas dan budaya sebagai ruh dalam pembangunan, agar masyarakat Jawa Barat tumbuh tidak hanya secara fisik, tetapi juga secara batin dan sosial.
1. Paradigma Pembangunan: Mulai dari Desa, Bukan dari Kota
- Pembangunan harus dimulai dari desa, bukan dari kota.
- Desa yang kuat akan menciptakan kota yang sehat dan berdaya saing.
- Infrastruktur di desa penting agar distribusi ekonomi tidak terkonsentrasi di kota.
2. Kedaulatan Pangan dan Energi
- Mendorong pertanian organik dan mandiri.
- Fokus pada kedaulatan pangan, bukan hanya ketahanan.
- Energi alternatif seperti biogas dan tenaga surya harus dikembangkan dari desa.
3. Pendidikan Berbasis Nilai dan Budaya
- Sekolah tidak hanya mengejar nilai akademik, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kehidupan dan budaya lokal.
- Membangun manusia yang “beradab” dan mencintai lingkungan serta budaya.
4. Kesehatan Masyarakat yang Preventif dan Holistik
- Pembangunan kesehatan tidak hanya rumah sakit, tetapi pola hidup sehat, air bersih, dan lingkungan bersih.
- Memberdayakan kader kesehatan dan posyandu berbasis komunitas.
5. Ekonomi Tradisional dan UMKM
- Memperkuat pasar tradisional sebagai pusat ekonomi rakyat.
- Digitalisasi UMKM dan pemberdayaan perempuan dalam ekonomi lokal.
- Konsep “ekonomi kerakyatan” harus dibangun dari bawah.
6. Pelestarian Alam dan Ekologi
- Melawan eksploitasi lingkungan (penambangan liar, alih fungsi lahan).
- Menanam kembali hutan dan menjaga sungai sebagai sumber kehidupan.
- Pendidikan lingkungan sejak dini.
7. Infrastruktur yang Kontekstual
- Bangun infrastruktur sesuai kebutuhan lokal, bukan sekadar proyek besar.
- Jalan desa, jembatan kecil, irigasi, dan sanitasi harus diprioritaskan.
- Infrastruktur digital untuk menjangkau desa-desa terpencil.
8. Transformasi Birokrasi
- Birokrasi harus melayani, bukan dilayani.
- ASN harus turun langsung ke lapangan, menyatu dengan masyarakat.
- Pengambilan keputusan berbasis data dan kebutuhan riil.
9. Spiritualitas dan Kebudayaan
- Menghidupkan kembali nilai-nilai tradisi seperti gotong royong dan musyawarah.
- Pemimpin harus menjadi teladan dan punya nilai spiritual, bukan hanya administratif.