PUTUS ASA ANAKNYA JADI PECANDU NARKOBA | IBU ASAL LUBUK LINGGAU SUMSEL TEMUI KDM
Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi (KDM) menyampaikan dua hal utama: pertama, komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk melunasi tunggakan BPJS sebesar Rp334 miliar pada perubahan APBD tahun ini, dan kedua, penanganan kasus sosial dari seorang ibu asal Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, yang datang membawa anaknya yang merupakan mantan pecandu narkoba untuk dibina oleh KDM.
KDM menyoroti pentingnya mengutamakan belanja publik yang menyentuh kebutuhan dasar masyarakat seperti layanan kesehatan, infrastruktur, dan pendidikan. Ia mengecam pemborosan anggaran seperti rapat di hotel sementara rakyat menderita akibat layanan BPJS yang macet.
Kasus yang ditangani adalah Dian, seorang ibu tunggal dari Lubuk Linggau, yang datang membawa anak laki-lakinya, Rehan, mantan pengguna sabu-sabu sejak SMP. Ibu tersebut mengaku sudah dua kali merehabilitasi anaknya, namun selalu gagal, bahkan sempat ditipu oleh pendamping rehab yang juga pengguna narkoba.
Dian juga menghadapi krisis ekonomi: rumah hasil jerih payah saat bekerja di Riyadh terancam disita bank, barang-barang habis dijual, bahkan terpaksa meminjam ke bank plecit berbunga tinggi (30%). Dalam kondisi tertekan dan hampir bunuh diri, ia mencari harapan terakhir lewat Kang Dedi.
KDM kemudian memutuskan untuk menerima Rehan untuk dibina di “barak militer” khusus, sambil menyatakan bahwa ia hanya bisa membantu pada aspek rehabilitasi, tidak sampai bantuan ekonomi atau pekerjaan karena keterbatasan kewenangan dan prioritas untuk warga Jawa Barat. Meski begitu, KDM tetap membekali ibu tersebut biaya tiket pesawat dan bekal pulang sebesar Rp10 juta untuk tiga orang.
Tentang BPJS Jawa Barat
- Tunggakan pembayaran BPJS Pemprov Jabar: Rp334 miliar.
- Penyebab: diduga kelalaian perencanaan anggaran, prioritas belanja tidak tepat.
- Solusi: dimasukkan ke APBD perubahan 2025, belanja tidak penting akan dicoret.
- Fokus anggaran: pendidikan, kesehatan, jalan, irigasi, listrik, air bersih.
Pesan Moral dari Gubernur KDM
- Belanja publik harus berpihak pada rakyat, bukan kenyamanan pejabat.
- Rakyat tidak boleh dibiarkan menderita di rumah sakit karena BPJS belum dibayar.
- Pelayanan publik adalah bentuk tanggung jawab moral dan spiritual.
Kisah Dian dari Lubuk Linggau
- Ibu tunggal dengan 4 anak; bekerja jualan nasi gemuk di kantin RS.
- Anak laki-laki (Rehan) pengguna sabu sejak SMP, sudah dua kali direhab.
- Pendamping rehab ternyata juga pengguna narkoba yang menyebabkan kegagalan rehabilitasi.
- Rehan sudah menikah dan punya anak, namun rumah tangga retak karena pengaruh narkoba.
- Ibu stres berat, berat badan turun 7 kg, sempat ingin bunuh diri.
Masalah Ekonomi
- Rumah terancam disita bank karena cicilan macet.
- Sudah jual semua aset rumah, tidak ada lagi yang bisa digadaikan.
- Terpaksa minjam ke “bank plecit” (bunga 30%), semakin memperburuk kondisi.
Permintaan Bantuan ke Gubernur Kang Dedi Mulyadi
- Ingin anaknya dibina dan dijauhkan dari lingkungan lama.
- Memohon juga bantuan ekonomi, namun KDM hanya sanggup membantu aspek pembinaan.
Respons Gubernur Kang Dedi Mulyadi
- Rehan diterima masuk ke barak binaan khusus, akan dibina bersama yang lain (misal dari OKU).
- Ibu dibantu biaya pulang: tiket pesawat 3 orang + bekal uang Rp10 juta.
- Gubernur KDM menegaskan bahwa bantuan ekonomi lebih lanjut tidak bisa diberikan karena prioritas warga Jabar.
- KDM menyampaikan pesan penting: rehabilitasi butuh waktu dan dukungan lingkungan yang sehat.