MESKI JADI ANAK ASUH – KDM SARANKAN PURWANTI TAK GENGSI MAU JADI KULI NYUCI
Gubernur KDM menekankan efisiensi birokrasi demi prioritas kebutuhan rakyat, serta membina langsung seorang anak dalam kondisi sulit untuk tumbuh menjadi pribadi mandiri, bertanggung jawab, dan bersemangat.
1. Kebijakan Pemerintahan:
Meskipun pemerintah pusat memperbolehkan rapat di hotel, Pemerintah Provinsi Jawa Barat tetap melarangnya dan meminta semua bupati/walikota menggunakan gedung kantor pemerintahan yang ada.
Alasan utama: efisiensi anggaran agar dana bisa dialokasikan untuk:
– Pelunasan hutang BPJS (masih Rp360 miliar).
– Pembangunan infrastruktur yang belum rampung.
– Akses pendidikan hingga SMA bagi semua anak.
– Jaringan irigasi, sanitasi, dan perbaikan rumah warga.
2. Dialog Motivasi dengan Remaja Perempuan:
– Anak tersebut berasal dari keluarga kurang mampu dan tinggal bersama bibinya.
– Ditekankan pentingnya etika timbal balik, menghargai pengorbanan bibi, dan tidak manja.
– Gubernur KDM mengkritisi kebiasaan main HP berlebihan dan kurangnya kebersihan serta keteraturan rumah.
Diberikan motivasi untuk menjadi pekerja keras, misalnya dengan:
– Kuli nyuci.
– Menjual seblak.
– Membuka jasa laundry rumahan.
3. Solusi dan Bantuan Langsung:
Anak tersebut dibantu secara langsung:
– Seragam, sepatu, buku, dan perlengkapan sekolah sudah disediakan.
– Biaya antar-jemput sekolah setahun sudah ditanggung.
– Disarankan menyisihkan uang untuk beli mesin cuci, guna membuka usaha laundry.
– Diminta untuk ziarah ke makam ibunya sebagai simbol bahwa cita-cita ibunya untuk menyekolahkannya tercapai.
4. Amanah dan Pesan Moral:
Anak tersebut diangkat sebagai anak asuh Gubernur KDM.
Diberi pesan:
– Jangan bergantung atau menyimpan dendam pada ayahnya yang tidak bertanggung jawab.
– Etos kerja dan kemandirian adalah kunci masa depan.
– Akan dibantu sampai tamat sekolah, bahkan bisa kuliah jika berprestasi.