CURHAT REMAJA INGIN MASUK SEKOLAH | KDM TERKEJUT MENDENGAR PENYEBAB IBUNYA MENINGGAL
Purwanti, remaja dari Desa Bunder, Kuningan, hidup dalam kondisi sulit setelah ibunya meninggal dan ayahnya tidak bertanggung jawab. Ia dan adik-adiknya diasuh nenek dan dibiayai bibinya yang bekerja di toko. Meski serba kekurangan, Purwanti tetap semangat sekolah demi mewujudkan harapan ibunya agar ia mandiri dan tidak mengalami nasib yang sama.
Profil Purwanti:
– Nama: Purwanti
– Asal: Desa Bunder, Kuningan
– Sekolah terakhir: SMPN 1 Cidahu
– Lanjut ke: SMA 1 Cidahu (sudah didaftarkan)
– Tinggal bersama: Nenek dan bibi
Kondisi Keluarga:
- Ibu: Meninggal karena bunuh diri (gantung diri), kemungkinan besar karena tekanan ekonomi dan kekecewaan terhadap suami.
- Ayah: Hidup di Jakarta, berdagang nasi goreng, tidak bertanggung jawab, tidak memberi nafkah, dan jarang berkomunikasi.
- Adik: Ada dua (masih kecil, salah satunya usia 2–3 tahun dan satu lagi di SD).
- Bibi (adik almarhum ibu): Satu-satunya keluarga yang bertanggung jawab, bekerja di ruko, menanggung biaya hidup keponakan dan nenek.
Kondisi Ekonomi:
- Tidak ada penghasilan tetap dari ayah.
- Bantuan keuangan utama berasal dari bibi yang juga memiliki anak sendiri.
- Sering kekurangan susu dan makanan bergizi untuk adik yang masih kecil.
- Rumah sederhana, bahkan terkesan tidak rapi dan tidak layak (banyak debu dan barang-barang).
Nilai dan Pesan Moral:
- Pesan almarhum ibu: Perempuan harus sekolah, jangan bergantung, dan harus mandiri.
Pesan Gubernur KDM:
- Menyentil keras ketidakhadiran dan ketidakpedulian sosok ayah.
- Menekankan pentingnya tanggung jawab orang tua.
- Mengajak Purwanti untuk tetap optimis, tidak berharap pada sosok yang tidak bertanggung jawab, dan fokus pada masa depan pendidikan.
Rencana ke Depan:
- Telah mendaftar ke SMA.
- Bertekad untuk terus belajar demi masa depan yang lebih baik.
- Didorong untuk tetap semangat, menjaga kerapian rumah, dan terus membantu bibi serta nenek.