PAD dan Peningkatan Infrastruktur di Jawa Barat

Jawa Barat merupakan  salah satu provinsi yang memiliki kondisi alam dengan struktur geologi yang kompleks,  dengan luas 35.377,76 KM2. Di wilayah tengah dan selatan Jawa Barat terdapat pegunungan, sementara di bagian utara merupakan dataran rendah. Jawa Barat memiliki hutan yang luasnya mencapai 22,10% dari luas Jawa Barat, hutan-hutan tersebut memiliki fungsi sebagai hutan konservasi, hutan lindung, dan hutan produksi.

Dengan kondisi geografis yang dimiliki oleh Jawa Barat perlu adanya terobosan cepat untuk membuka akses ekonomi ke berbagai wilayah yang ada di Jawa Barat. Pembangunan tol di berbagai wilayah Jawa Barat merupakan salah satu solusi untuk membuka akses baru sehingga muncul sentra ekonomi baru. Selain pembangunan tol, perbaikan akses jalan di berbagai tempat yang berada di jalur terisolir pun dilaksanakan guna meningkatkan produktivitas perekonomian daerah.

Pembangunan dan perbaikan infrastruktur jalan merupakan solusi berkelanjutan dari Pemerintah Provinsi Jabar yang memiliki efek berantai positif bagi masyarakat Jabar. Hal ini dikarenakan biaya transportasi akan lebih efisien, pergerakan orang dan barang akan semakin baik dan lancar, dan juga akan meningkatkan investasi baru yang diharapkan akan memicu percepatan pembangunan di daerah sekitar.

Pembangunan dan perbaikan infrastruktur jalan sesuai dengan lima program utama yang dicanangkan oleh Gubernur Jabar Ahmad Heryawan.
Lima program utama tersebut adalah:
1. Peningkatan daya saing masyarakat pelayanan kesehatan, kemandirian, dan pengokohan ketahanan keluarga
2. Memperkuat pembangunan perekonomian perdesaan dan regional, peningkatan kualitas iklim usaha dan investasi, penguatan UMKM serta daya saing usaha.
3. Modernisasi pemerintahan dan peningkatan partisipasi publik.
4. Peningkatan kualitas infrastruktur strategis dan menciptakan Jabar yang nyaman melalui pembangunan berkelanjutan.
5. Pengembangan seni-budaya dan pariwisata dalam bingkai kearifan lokal.

Pembangunan dan perbaikan infrastruktur di daerah Jabar khususnya di daerah Selatan dapat dikatakan sebagai prestasi gemilang Pemerintah Provinsi Jabar karena dulu daerah Selatan Jabar ini sulit untuk ditembus oleh kendaraan besar. Karena minimnya akses darat, masyarakat di daerah Selatan Jabar hanya mengandalkan hasil laut sebagai basis ekonomi mereka, sedangkan untuk hasil pertanian tidak berkembang karena sulitnya akses bagi truk pengangkut hasil pertanian dari dan ke kota besar sebagai tempat pemasaran. Bukan hanya di daerah Selatan Jabar, pembukaan jalur horizontal dari Jabar-Banten sampai dengan Jabar-Jateng pun dilakukan tujuannya membuka akses ekonomi seluas mungkin untuk menumbuhkan sentra ekonomi baru.

Jalan tol yang telah selesai dibuat adalah jalan tol Cikopo – Palimanan (Cipali), sampai dengan artikel ini dibuat tol Cipali ini merupakan jalan tol terpanjang yang ada di Indonesia dengan panjang mencapai 116,75 kilometer membelah kawasan di lima kabupaten, yaitu Purwakarta, Subang, Indramayu, Kuningan, dan Majalengka. Dengan adanya tol Cipali ini perjalanan dari Purwakarta ke Majalengka dan sebaliknya akan lebih cepat karena dengan adanya tol ini memotong 40 kilometer lebih singkat jika dibandingkan bila melalui jalur Pantai Utara Jawa (Pantura). Meskipun proyek tol Cipali ini pada awalnya sempat tersendat namun berkat sinergi antara pemerintah dan pengembang berhasil menuntaskan permasalahan yang ada sehingga jalan tol Cipali dapat diselesaikan. Pemerintah Provinsi Jabar melakukan pendekatan kepada masyarakat di kawasan yang dilalui proyek tol Cipali agar mereka menyadari bahwa dengan dibangunnya jalan tol akan membuka akses ekonomi bagi mereka, tentunya ganti rugi yang sesuai pun merupakan salah satu unsur yang membuat warga merelakan tanahnya.

Dengan dibukanya akses jalan, pembangunan jalan tol dan perbaikan jalan membuat pergerakan orang dan barang akan semakin lancar sehingga berakibat roda perekonomian akan bergerak lebih cepat dan secara tidak langsung akan meningkatkan pendapatan masyarakat. Seiring dengan meningkatnya pendapatan masyarakat maka pendapatan daerah pun harus meningkat, karena pembangunan infrastruktur yang bagus membutuhkan biaya yang besar. Dinas Pendapatan (Dispenda) Provinsi Jawa Barat selaku pengelola pendapatan daerah Jabar dengan berbagai inovasi layanan seperti halnya Samsat Keliling, Samsat gendong, Samsat Outlet, dan layanan e-Samsat Jabar mampu menyumbangkan kenaikan rata-rata per tahun Rp1 trilliun ke pendapatan asli daerah provinsi Jabar yang mana sebagian dari dana tersebut digunakan untuk perbaikan jalan dan membangun jalan-jalan baru.