Kontribusi Besar, Tapi Belum Maksimal

BEBERAPA tahun terakhir jumlah kendaraan di Jawa Barat (Jabar) mengalami pertumbuhan signifikan. Per tahunnya, rata-rata jumlah kendaraan di Jabar tumbuh 15%-20%. Tidak mengherankan jika beberapa tahun terakhir kemacetan di sejumlah ruas jalan kian menunjukan peningkatan.

Pertanyaannya, apakah tingginya pertumbuhan kendaraan bermotor Jabar sebanding dengan pendapatan yang diperoleh pemerintah daerah, khususnya dari sektor pajak kendaraan bermotor? Berapa sesungguhnya kontribusi pajak kendaraan bermotor terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Jabar?

Faktanya, pajak kendaraan bermotor memang mendominasi PAD Jabar. Kontribusinya bahkan mencapai 80% dari PAD, dan diproyeksikan mencapai Rp 12 triliun untuk tahun ini. Seperti diketahui, target PAD Jabar tahun ini sebesar Rp 13,037 triliun atau meningkat 31,93 % dibanding tahun sebelumnya. Besaran target PAD itu sudah termasuk pendapatan pajak rokok yang mencapai Rp 1,5 triliun.

Proyeksi pajak kendaraan bermotor sendiri tahun ini naik 33% dibandingkan realisasi 2013, yang mencapai Rp 9 triliun. Jika dilihat dari presentase proyeksi pertumbuhan pajak kendaraan bermotor Jabar tahun ini, angkanya memang lebih besar dibandingkan pertumbuhan kendaraan bermotor. Kontribusinya terhadap PAD juga terbilang sangat besar.

Akan tetapi, tunggu dulu, walaupun mengalami kenaikan yang bisa dibilang cukup besar, sejatinya belum semua potensi pajak kendaraan bermotor di Jabar terolah karena beragam kendala. Potential loss pajak melalui leasing kendaraan bermotor yang tidak tertagih saja mencapai 30%. Belum lagi karena faktor lainnya.

Bayangkan, berapa besar pajak kendaraan yang bisa dikumpulkan di Jabar jika semua potensi tersebut sudah terolah. Untuk menggenjot perolehan pajak kendaraan bermotor, awal tahun ini pemerintah provinsi Jabar sudah melakukan sensus kendaraan bermotor (terutama untuk kendaraan yang tidak daftar ulang).

Namun, apalah aktivitas sensus tersebut jika tidak diikuti dengan kesadaran masyarakat untuk ikut aktif dalam membayar pajak, akan efektif ? Persoalan pajak sejatinya bukan hanya persoalan pemerintah, tapi memerlukan dukungan semua pihak, termasuk wajib pajak.

Bayangkan, betapa bangganya warga Jabar jika berhasil membangun daerah dari hasil PAD sendiri, dengan sangat sedikit peran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Jabar harus bisa mengejar daerah lain,seperti Bali, yang ketergantungan terhadap APBN-nya sudah jauh lebih kecil dari Jabar.

Dengan demikian, tingginya pertumbuhan kendaraan bermotor di Jabar juga bisa memiliki kontribusi positif bagi pembangunan di Jabar, bukan hanya menuai keluhan karena semakin parahnya kemacetan. Selain itu, bukan tidak mungkin permasalahan infrastruktur Jabar juga bisa terselesaikan secara mandiri, dari hasil pajak kendaraan bermotor itu sendiri.

Kontribusi pajak kendaraan bermotor terhadap PAD Jabar memang sudah menyentuh angka yang sangat besar. Pertumbuhannya pun jauh lebih besar dari pertumbuhan kendaraan bermotor. Akan tetapi angkanya masih bisa digenjot agar lebih besar.

Jadi, siapkah masyarakat Jabar untuk bahu-membahu meningkatkan kemandirian Jabar melalui PAD, salah satunya dengan taat membayar pajak kendaraan bermotor? ***